Warga Natuna Terima Daerahnya Jadi Tempat Karantina WNI dari Wuhan: Dari Natuna Selamatkan Indonesia
Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti, menyampaikan warganya telah menerima WNI dari Wuhan yang dikarantina di Natuna.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Meski sempat ada penolakan, warga Kabupaten Natuna disebut sudah menerima daerahnya dijadikan tempat karantina WNI dari Wuhan, China.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti.
Diketahui, korban terinfeksi dari penyebaran virus corona semakin bertambah setiap harinya.
Hingga hari Kamis (6/2/2020) virus 2019-nCoV ini telah menginfeksi sebanyak 28.276 orang, dan 565 orang dinyatakan meninggal dunia.
Ada 19 daerah di Indonesia teridentifikasi berisiko menjadi pintu masuk penyebaran virus corona di antaranya, Jakarta, Tangerang, Bali, Bandung, Padang, Surabaya, Manado, Palembang, Jambi, Bandar Lampung, Batam, Tanjung Pinang, Balai Karimun, Tarakan, Balikpapan, Samarinda, Bitung, dan Manokwari.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto dalam tayangan YouTube Mata Najwa, Kamis (6/2/2020).
Daerah-daerah tersebut mendapatkan perhatian khusus dari Terawan.
Beberapa rumah sakit di Indonesia juga telah melakukan persiapan terhadap penanganan wabah virus corona.
Selain Terawan, seorang ahli Epidemiologi/Virus Univeristas Indonesia, Syahrizal Syarif, menyampaikan Indonesia telah melakukan persiapan terhadap penyebaran wabah virus 2019-nCoV ini.
"Saya ingin katakan bahwa dalam menghadapi wabah global seperti ini, sebetulnya Indonesia berada di suatu dunia yang sudah melakukan persiapan-persiapan," ujar Syahrizal Syarif.
"Setelah 2002/2003, SARS, WHO membuat inisiatif International High Regulation di situ mucul bahwa ada situasi jika terjadi situasi Public Health Emergency of International Concern, ada respons magic dan respons public health yang harus dilakukan."
"Dan pemainnya di Indonesia kita adalah tentu rumah sakit, dan tentu paling terdepan adalah kantor kesehatan pelabuhan, udara, laut, perbatasan."
"Kemudian dinas kesehatan provinsi, ada BTKN, lalu kemudian ada rumah sakit, yang memang spesifik, harus ada ruang isolasi, ada kesiapan ventilator dan sebagainya," terang Syahrizal Syarif.
Ia menyampaikan mengenai keyakinan terhadap kemampuan Indonesia dalam mempersiapkan penanganan wabah, salah satunya melalui adanya rumah sakit.