Sabam Sirait Ikut Berduka dengan Kepergian Dua Tokoh NU
Cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari ini dikenal sebagai aktivis, politisi dan juga pejuang Hak Asasi Manusia (HAM).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi senior Sabam Sirait ikut berbelasungkawa dan berduka dengan kepergian dua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Sholahuddin Wahid dan KH Ahmad Bagja pada pekan ini.
Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah meninggal dunia pada Minggu 2 Februari 2020 lalu di usia 77 tahun.
Cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari ini dikenal sebagai aktivis, politisi dan juga pejuang Hak Asasi Manusia (HAM).
Beberapa tahun terkahir ini, Gus Solah membina Pondok Pesantren Tebuireng yang didirikan oleh kakeknya.
Sementara KH Ahmad Bagja meninggal dunia pada Kamis 6 Februari 2020.
Mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII) 1977-1981 ini merupakan tokoh NU asal Kuningan Jawa Barat.
Bila Gus Sholah adalah adik kandung KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, maka Ahmad Bagja adalah Sekjen PBNU ketika Gus Dur menjadi Ketua Umum.
"Kepada keluarga dan warga NU saya ucapkan turut berduka. Mereka juga bukan hanya milik NU saja, tapi tokoh bagi rakyat Indonesia," ungkap Sabam saat diwawancarai Jumat (7/2/2020).
Sabam, yang mendirikan PDI pada tahun 1973 ini, sangat dekat dengan NU dan terutama Gus Dur. Pun demikian dengan keluarga Gus Dur.
Bahkan, Sabam dan Gus Dur pernah sama-sama berjanji. Janjinya adalah siapapun yang duluan meninggal harus mengantarkan jenazah.
Waktu Gus Dur meninggal, sayang Sabam tak ada di Indonesia.
"Ketika datang ke Indonesia, saya langsung ke Jombang ke kuburan Gus Dur," ungkap Sabam.
Sabam sendiri sering berdiskusi dengan Gus Dur, baik di rumah Gus Dur di Ciganjur maupun di Kantor PBNU.
Menurut Sabam, Gus Dur dan juga keturunan KH Hasyim Asyari termasuk Gus Sholah merupakan tokoh yang mencintai bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Keluarga Gus Dur, sambung Sabam, tak pernah membedakan antara satu daerah dengan daerah yang lain maupun satu suku dengan suku lainnya. Dalam konteks inilah Sabam memiliki kesamaan dengan keluarga besar pendiri NU itu.
"Kami sama-sama dalam mencintai setiap jengkal Indonesia," ungkap Sabam.
Dengan Gus Sholah dan KH Ahmad Bagja, Sabam pernah bersama menjadi narasumber dalam satu diskusi di tahun 2014.
Saat itu Sabam diundang ke PBNU dalam diskusi bulanan dalam rangka menyongsong satu abad NU.
"Kita bicara aliansi stragetis antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis untuk Indonesia baru," demikian Sabam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.