Kapal dari China Baru Bisa Masuk dan Bongkar Muat di Tanjung Priok Jika Steril dari Virus Corona
Kapal baru bisa masuk dan melakukan bongkar muat di dermaga jika sudah ada kepastian kapal berikut awaknya itu steril dari virus Corona
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini pelabuhan Tanjung Priok masih steril dari penyebaran Virus Corona.
Meski tidak ada kasus, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC terus meningkatkan kewaspadaan dan memperketat prosedur penanganan masuknya kapal barang maupun penumpang dari luar negeri, khususnya dari China.
“Kapal dari China harus dikarantina dulu sebelum masuk ke dermaga," kata Direktur Operasional IPC, Prasetyadi di Jakarta, Senin (10/2).
Ia menyebut, kapal baru bisa masuk dan melakukan bongkar muat di dermaga jika sudah ada kepastian kapal berikut awaknya itu steril dari virus Corona.
Data Pelabuhan Tanjung Priok, dalam satu bulan rata-rata ada 20-an kapal dari China yang masuk dan melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Baca: Deretan Mobil SUV Bekas Harga Rp 100 jutaan, Sudah Bisa Bawa Pulang Rush atau CRV
Baca: Deteksi Virus Corona di Indonesia, UNAIR Akui Miliki Alat Pendeteksi dengan Keakuratan Capai 99%
Baca: Bukan karena Virus Corona, Penjelasan Polisi soal WNA China yang Tewas di Apartemen Meikarta Lippo
Prasetyadi menjelaskan, IPC terus berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk melakukan upaya antisipasi masuknya Virus Corona melalui pelabuhan.
Di terminal penumpang, pemantauan dengan menggunakan Thermal Detector diperketat, terutama terhadap penumpang dari China dan negara-negara yang memiliki catatan kasus Corona.
“Kami sangat prihatin atas penyebaran Virus Corona, dan berharap masalah ini bisa segera teratasi."
Sejak Januari lalu, IPC mewajibkan seluruh staf operasional lini terdepan (frontline) di semua pelabuhan yang dikelola IPC untuk mengenakan masker N95 sebagai masker standar pencegahan Virus Corona.
“Memang ada penambahan prosedur operasional di lapangan tetapi harus dilakukan untuk memperkecil risiko penularan,” ujarnya.