Anak-anak WNI Eks ISIS Berpeluang Dipulangkan, Pengamat: Tak Boleh Dipisahkan dengan Ibunya
Pengamat terorisme menilai wacana memulangkan anak-anak WNI eks ISIS kurang tepat. Menurutnya, anak tak boleh dipisahkan dengan ibunya.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
Pemerintah pun lebih mementingkan keamanan Indonesia.
"Keputusan itu diambil lantaran pemerintah khawatir para terduga eks ISIS itu akan menjadi teroris baru di Indonesia."
"Pemerintah lebih mementingkan keamanan 267 juta WNI yang berada di Indonesia dengan tidak memulangkan para terduga kombatan eks ISIS," ungkap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.
Baca: Mantan Anggota ISIS Cerita Pengalaman Gelap di Suriah, Melihat Pembunuhan Buatnya Sadar
Keputusan Pemerintah Dinilai Tak Humanis
Sementara itu, keputusan pemerintah untuk tidak memulangkan WNI yang diduga teroris lintas batas maupun WNI eks ISIS disebut Al Chaidar tidak humanis.
"Sangat disayangkan keputusan yang tidak humanis itu akhirnya yang diambil," ungkap Al Chaidar.
Menurutnya, ada kemungkinan aksi penyerangan kelompok ISIS yang ada di Indonesia akan dilakukan.
"ISIS akan menyerang Indonesia dari dalam," ungkapnya.
Al Chaidar menilai keputusan pemerintah menolak memulangkan WNI eks ISIS bisa menjadi alasan untuk lakukan penyerangan.
"ISIS yang sudah ada di Indonesia merasa mendapatkan alasan untuk tetap menyerang aparat dan publik Indonesia," ujar Al Chaidar.
Al Chaidar menyebut, keputusan pemerintah akan membuat Indonesia dinilai oleh kelompok tersebut sebagai negara yang tak berperasaan.
"Bagi mereka, Indonesia bukan negara afektif, bukan negara yang berperasaan."
"Kekuasaan masih dipergunakan untuk hal-hal yang tidak humanis," ungkapnya.
Sebelumnya Al Chaidar juga mengungkapkan pemulangan ratusan WNI eks ISIS dapat memberi manfaat untuk Indonesia.