Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Diragukan soal Belum Adanya Kasus Virus Corona, Menko PMK: Ada Faktor Pertolongan Tuhan

Dunia internasional tengah meragukan Indonesia soal belum adanya laporan terkait virus corona.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Miftah
zoom-in Indonesia Diragukan soal Belum Adanya Kasus Virus Corona, Menko PMK: Ada Faktor Pertolongan Tuhan
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Menko PMK Muhadjir Effendy di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (5/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Dunia internasional tengah meragukan Indonesia soal belum adanya laporan terkait virus corona.

Pasalnya, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, China tersebut kini tengah menjadi ancaman global.

Bahkan negara-negara tetangga terdekat Indonesia sudah mengonfirmasi kasus virus corona.

Sementara, Indonesia hingga kini belum melaporkan satu kasus pun terkait virus corona.

Terkait dengan hal itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy memberikan tanggapannya.

Menko PMK Muhadjir Effendy di Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
Menko PMK Muhadjir Effendy di Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020). (Reza Deni/Tribunnews.com)

Muhadjir menegaskan, bahwa tidak ada yang ditutup-tutupi pemerintah soal kasus virus corona.

Kenyataannya memang hingga kini Indonesia belum ditemukan kasus virus dengan nama resmi Covid-19 itu.

Berita Rekomendasi

Hal tersebut diungkapkan Muhadjir dalam acara Sapa Indonesia Malam yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Rabu (12/2/2020).

"Ini menyangkut kepentingan orang banyak lho ya, nasib bangsa lho ya, masa kita kemudian main-main dengan ketidakjujuran," ujar Muhadjir.

Menurut, Muhadjir orang boleh memprediksi bahwa Indonesia seharusnya sudah ditemukan kasus virus corona.

Namun, menurutnya ada satu faktor di luar kendali manusia yang menyebabkan Indonesia hingga kini masih bersih dari virus corona.

Baca: Menkes Terawan Bantah Indonesia Tak Bisa Deteksi Virus Corona: Itu Namanya Menghina

Baca: Indonesia Berpotensi Kehilangan Devisa Rp 40,7 Triliun Akibat Wabah Virus Corona

"Orang boleh berandai-andai dengan perhitungan matematik dengan hitungan macam-macam."

"Tapi kan ada faktor yang tidak dihitung kita, yaitu faktor pertolongan Tuhan," ungkap Muhadjir.

"Saya kira manusia boleh menghitung-hitung tapi kalau Tuhan sudah menentukan, apalagi kan kita bangsa yang beragama," lanjutnya.

Muhadjir mengatakan, bahwa doa itu merupakan hal penting dan pengaruhnya sangat kuat.

"Jadi saya ingin katakan bahwa alhamdulillah sampai sekarang kita belum ada tanda-tanda orang yang dari kita di Indonesia ini yang sudah terdeteksi kena virus corona," terangnya.

Muhadjir juga telah berkunjung ke laboratorium pusat penelitian penyakit infeksi di Jakarta.

Setelah ia berkunjung dan memastikan segala peralatan yang ada, dirinya sangat yakin Indonesia mampu mendeteksi virus corona.

"Saya cek sendiri fasilitas-fasilitasnya, dengan berdasarkan penjelasan pihak laboratorium."

"Saya sangat yakin bahwa kita memiliki kemampuan untuk mendeteksi seandainya terjadi penyakit virus corona," jelasnya.

Diketahui, belum adanya laporan kasus virus corona di Indonesia membuat dunia internasional terheran-heran.

Peneliti Harvard University memprediksi Indonesia seharusnya sudah melaporkan kasus virus corona.

Hal itu mengacu pada tingginya intensitas penerbangan ke China.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga heran Indonesia belum melaporkan virus corona.

Padahal, beberapa negara tetangga di Asia Tenggara sudah melaporkan kasus virus corona.

Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran sistem kesehatan Indonesia belum mampu mendeteksi virus corona.

Baca: UPDATE Virus Corona, hingga Kamis Pagi: 60.060 Orang Terinfeksi, 5.901 Jiwa Dinyatakan Sembuh

Dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, hingga Kamis (13/2/2020), virus corona telah menewaskan 1.360 orang.

Sementara itu, virus corona telah menyebabkan 60.062 orang positif terinfeksi.

Namun, ada 5.905 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Sejak pertama kali diumumkan pada 31 Desember 2019, virus ini telah menyebar hingga ke 28 negara.

Ke-28 negara tersebut, yakni China, Jepang, Thailand, Singapura, Hong Kong, Australia, Korea Selatan, Taiwan.

Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, Makau, Perancis, Vietnam, Kanada, Uni Emirat Arab, Italia, Rusia.

Inggris, Nepal, Kamboja, Spanyol, Piliphina, Finlandia, Swedia, India, Sri Lanka, dan Belgia.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas