Pro Kontra Terowongan Istiqlal-Katedral, Respons Pengamat hingga PBNU Sarankan Pemerintah Berhemat
Beragam tanggapan bermunculan terkait pembangunan terowongan yang menghubungkan Istiqlal dan Katedral ada yang mendukung, ada pula yang tidak.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah akan membangun terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Jakarta Pusat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui usulan terkait pembangunan terowongan yang menghubungkan Istiqlal dan Katedral.
Namun, beragam tanggapan bermunculan dari semua pihak.
Ada yang mendukung, ada pula yang meminta Jokowi untuk mengkaji ulang ide pembangunan terowongan yang menghubungkan dua rumah ibadah itu.
Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga menanggapi pembangungan terowongan penghubung Istiqlal dan Katedral tersebut sangat disayangkan karena hanya untuk melintas.
"Konteks fungsi tentunya dengan biaya yang cukup besar lebih dari Rp 400 miliar sayang hanya sekedar untuk melintas," papar Nirwono.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube tvOneNews, Selasa (12/2/2020).
Menurut Nirwono, pembangunan terowongan ini harus dimaksimalkan.
"Oleh karena itu desain terowongan ini menurut saya harus dikembangkan menjadi etalase."
"Bagaimana menampilkan diorama maupun pameran yang menjelaskan tentang sejarah toleransi di Indonesia." ujar Nirwono Joga.
Sementara itu, Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini menyarankan pemerintah lebih berhemat daripada membangun terowongan Istiqlal-Katedral
"Apalagi sekarang kita lihat sedang prihatin, BPJS iuran untuk kelas tiga dinaikkan," ucapnya.
"Menurut saya sebaiknya pemerintah melakukan penghematan luar biasa," sambung Nirwono.
Pembangunan terowongan ini direncanakan tidak akan menggangu renovasi Istiqlal.