Pro Kontra Terowongan Istiqlal-Katedral, Respons Pengamat hingga PBNU Sarankan Pemerintah Berhemat
Beragam tanggapan bermunculan terkait pembangunan terowongan yang menghubungkan Istiqlal dan Katedral ada yang mendukung, ada pula yang tidak.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Ifa Nabila
Jokowi Setujui Usul Terowongan Istiqlal-Katedral
Sebelumnya, Jokowi meninjau renovasi Masjid Istiqlal Jakarta pada Jumat (7/2/2020) pagi.
Bahkan, Jokowi sudah memberi nama terowongan itu dengan nama terowongan silaturahmi.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube metrotvnews, Sabtu (8/2/2020).
Pernyataan itu disampaikan Jokowi seusai meninjau proyek renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat.
Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Menteri Agama Fachrul Razi.
Ia mengaku mendapatkan masukan mengenai pembangunan terowongan tersebut.
"Tadi ada usulan dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Tadi sudah saya setujui sekalian, sehingga ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi," ujar Jokowi.
Jokowi menilai, usulan pembuatan terowongan silahturahmi ini sebagai upaya menghilangkan jarak antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katerdal yang bersebrangan.
Selain itu, terowongan silahturahmi ini diharapkan semakin menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama di Indonesia.
"Tidak kelihatan berseberangan tapi silaturahmi. Terowongan bawah tanah. Sehingga tidak nyebrang, sekarang pakai terowongan bawah terowongan silaturahmi," kata Jokowi.
Seperti diketahui, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral memang berlokasi berseberangan dan hanya dipisahkan jalan raya.
Presiden Jokowi tiba di Istiqlal sekitar pukul 09.00 WIB mengenakan kemeja putih serta kopiah hitam.
Setibanya di Istiqlal, terlebih dahulu rombongan Presiden meninjau lokasi mihrab Istiqlal.