Belajar dari Bencana Radiasi Nuklir Cesium 137 Brazil, Satu Tahun Setelah Chernobyl
Zat Cesium (Cs) 137 diketahui telah mencemari Komplek Perumahan Batan Indah Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BRAZIL - Zat Cesium (Cs) 137 diketahui telah mencemari Komplek Perumahan Batan Indah Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) seperti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dibantu Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) pun kini membentuk tim gabungan untuk menangani paparan radiasi terkait temuan ini.
Berkaca dari kasus yang baru saja terjadi di kawasan Tangsel itu, ada arsip artikel yang dimiliki media asing, The New York Times yang dipublikasikan pada 11 Oktober 1987.
Artikel ini menunjukkan terjadinya kasus yang mengindikasikan temuan zat Cs 137 di Brazil.
Baca: PT Pegadaian Kanwil IX Jakarta Targetkan Penyaluran Pinjaman Rp 5,5 Triiliun
Dikutip dari laman The New York Times, Minggu (16/2/2020), para ahli dari Amerika Serikat (AS), Uni Soviet dan negara lainnya saat itu bergegas menuju Brazil untuk membantu menangani kecelakaan radiasi yang dianggap paling serius di belahan bumi Barat itu.
Baca: Soal Kasus HAM dan Intoleransi, Jokowi Harus Jawab Harapan Publik
Kerusakan kapsul yang berisi bahan 'sangat radioaktif' yang dikenal sebagai Cesium 137 itu telah memaparkan radiasi pada sedikitnya 24 orang, delapan diantaranya dalam kondisi kritis.
Bahan berbahaya tersebut diketahui mencemari lingkungan pekerja di halaman pabrik kecil besi tua, saat sejumlah pekerja menghancurkan dan membuka wadah timah yang ternyata berisi cesium 137 itu.
Kecelakaan ini terjadi di Goiania Brazil di awal September pada 1987 silam, namun baru dilaporkan kepada aparat setelah keluarga, kerabat serta tetangga di lingkungan itu menunjukkan luka bakar serius dan kondisinya semakin parah.
Baca: Peringatan Dini Cuaca Periode 16-18 Februari 2020: Jabodetabek Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Para Ilmuwan mengatakan, pemerintah Brazil pada awalnya lambat dalam mengetahui dampak dan mengambil langkah penanganan radiasi ini.
Sementara para ahli yang memiliki fasilitas lengkap pun terus berusaha membersihkan area yang terkontaminasi itu.
Bahan radioaktif yang berbahaya berbentuk bubuk ini tampaknya telah menyebar ke seluruh area tersebut dan menunjukkan derajat paparan radiasi yang beragam.
Pihak berwenang Brazil, saat itu telah memblokir area seluas 2.000 meter persegi di mana mereka mengatakan bahwa orang dewasa, anak-anak, rumah, halaman belakang, mobil serta hewan peliharaan telah terpapar berbagai tingkat radiasi.
Para Ahli Nuklir di pemerintahan pun mengatakan bahwa mereka telah menemukan tujuh daerah dengan tingkat kontaminasi tinggi, serta tujuh lainnya yang memiliki level tidak begitu berbahaya.