Kembali ke Rumah dalam Kondisi Sehat, Keluarga Fitra Bagi-bagikan Nasi Kotak kepada Tetangga
Menyambut kedatangan Fitra putrinya itu, Sudarso, ayah dan Yeni, ibunya menggelar syukuran kecil-kecilan. Mereka membagikan nasi kotak kepada tetangga
Editor: Dewi Agustina
Hingga ditemui Surya.co.id Minggu pukul 10.19 WIB, Winda belum terbayar kangennya untuk makan nasi boranan.
"Saya yang kangen sego boranan, tapi belum sempat beli. Semua anggota keluarga bangunnya kesiangan," kata Winda.
Nasi boranan atau sego boranan, adalah makanan tradisional dan khas Lamongan, Jawa Timur.
Kata Boranan ini berasal dari tempat nasi yang digendong dengan selendang pada punggung.
Nasi boranan, terdiri atas nasi, bumbu, lauk dan rempeyek.
Baca: Lucinta Luna Ajukan Daftar Permintaan Selama di Sel Pada Abash, Teh Diet Sampai Utang
Baca: Sembilan Alasan Buruh Tolak Omnibus Law
Pelengkap lain yang melengkapi nasi boran adalah empuk (tepung yang digoreng) dan pletuk (kacang dan remah nasi aking).
Bumbu dari nasi boranan terdiri dari rempah-rempah yang ditambahkan dengan cabai dan kelapa parut yang dihaluskan.
Nasi khas Lamongan ini dikenal dengan sebutan nasi Boran, berasal dari nama wadah nasi anyaman bambu yang dipakai, yang oleh warga dikenal dengan nama Boran.
Winda memastikan akan menikmati nasi boranan dan pentol bakso.
Terlepas kekangenannya dengan dua jenis makanan tersebut, Winda tetap fokus pada kuliah yang sedang ditempuhnya.
"Selama libur di Indonesia, pelajaran bisa diatasi dari kelas online," kata Winda.
Ada 5 mata kuliah yang akan ditempuh setelah khusus kelas Bahasa Mandarin.
Winda adalah mahasiswi S2 yang akan ditempuh selama tiga tahun, karena ada satu tahun untuk pendalaman Bahasa Mandarin.
"Sekarang masih kelas bahasa dulu dan nanti baru masuk jurusan," ungkapnya.