Berbeda dengan Natuna Lokasi Observasi di Pulau Sebaru Dilengkapi Wifi dan Kamar Tidur
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB Rustian mengungkapkan, KRI Banda Aceh yang berangkat dari Komando Lintas Laut Militer
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan Tribunnetwork, Lusius Genik
TRIBUNNETWORK, JAKARTA-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan kesiapan, termasuk sumber daya yang diperlukan terkait proses observasi 188 Warga Negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK) World Dream di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB Rustian mengungkapkan, KRI Banda Aceh yang berangkat dari Komando Lintas Laut Militer sudah tiba di Pulau Sebaru.
KRI Banda Aceh membawa semua logistik dan keperluan bagi 188 ABK Dream World yang bakal menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil. "Sumber daya baik manusia, logistik, maupun peralatan sudah tiba di Pulau Sebaru. Semua persiapan sudah siap," ungkap Rustian ketika ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (26/2).
Rustian mengatakan saat ini BNPB sedang memindahkan sumber daya ke Pulau Sebaru Kecil menggunakan kapal angkut yang lebih kecil. Alasannya, KRI Banda Aceh tidak bisa merapat ke pantai pulau yang dijadikan lokasi observasi tersebut.
Baca: Jaringan Komunikasi di Pulau Sebaru Kecil Telah Disiapkan
Namun demikian, proses pemindahan sumber daya untuk 188 WNI ABK Dream World yang akan menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil berjalan dengan baik. "Alhamdulillah tadi pagi sudah diberangkatkan dan saya akan menyusul ke sana. Dan dipastikan pemindahan sumberdaya ke Pulau Sebaru berjalan dengan baik," katanya.
Sumber daya dari Komando Lintas Laut Militer dipersiapkan untuk menunggu kedatangan 188 WNI ABK Dream World yang akan diobservasi. Namun demikian, jumlah tersebut, lanjut Rustian, masih bisa berubah.
Kepastian terkait jumlah peserta observasi di Pulau Sebaru Kecil baru bisa dipastikan begitu mereka tiba. "Total ABK yang akan diobservasi, menurut informasi sementara ada 188 orang. Tapi apakah ini semua turun atau tidak nanti kita pastikan lagi kalau sudah sampai semua yang dari World Dream itu ke KRI Suharso," katanya.
Para peserta observasi WNI ABK Dream World diperkirakan tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Jumat (28/2/2020) sore di KRI dr. Soeharso.
Baca: Naik KRI Banda Aceh, 762 Personel Kogasgabpad Diberangkatkan ke Pulau Sebaru Kecil
Rustian menjelaskan, Pulau Sebaru Kecil dipilih menjadi lokasi observasi bagi 188 WNI ABK Dream Wrold karena memiliki fasilitas yang lebih baik ketimbang Natuna. Alasannya, di Pulau Sebaru Kecil terdapat sebuah gedung yang telah berdiri sejak tahun 2008.
Gedung tersebut, diungkapkan Rustian, telah memiliki kamar, toilet, dan AC bagi peserta observasi. Rustian memastikan semua fasilitas bagi peserta observasi sudah lengkap.
Baca: Kemenkes Kirim Sejumlah Dokter Spesialis dan Tim Kesehatan Lingkungan ke Pulau Sebaru Kecil
"Dibandingkan dengan Natuna, kalau di Natuna hanggar yang kita jadikan tempat observasi. Kalau ini sudah ada gedung yang sudah ada kamar-kamar yang sudah lengkap fasilitasnya. Sudah ada kamar tidur, kamar mandi, penerangan, AC, dan itu lengkap," ia menjelaskan.
Lama masa observasi bagi 188 WNI ABK Dream Wrold sama dengan yang di Natuna, yakni 14 hari. Rustian menjelaskan, lama masa observasi itu disesuaikan dengan protokol yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) bagi orang-orang yang suspek Virus Corona (Covid-19).
Selain itu, kegiatan yang akan dilakukan para 188 peserta observasi WNI ABK Dream World pun sama dengan yang dilakukan di Natuna. "Kegiatannya sama, pagi hari semua harus ada kegiatan kebugaran, setelah itu sarapan pagi, ngobrol-ngobrol," katanya.
Dijelaskan, fasilitas di Pulau Sebaru Kecil sudah lengkap. Bahkan, pemerintah telah menyediakan jaringan internet yang baik demi kenyamanan 188 peserta observasi. Harapannya, agar fasilitas yang didapat di Pulau Sebaru Kecil bisa sama dengan kondisi hidup warga di Jakarta.
"Fasilitas juga kita lengkap di sana (Pulau Sebaru Kecil). Kita juga memasang WiFi dan Telkomsel di sana. Saya pastikan sama fasilitas di sana dengan di Jakarta," ungkap Rustian.
Lokasi observasi bagi 188 WNI ABK Dream World sebenarnya tidak tertutup dari media, begitu juga yang di Natuna. Ia mengatakan, orang yang diperbolehkan memasuki Ring I lokasi observasi terbatas. "Sebenarnya tidak tertutup, tapi di ring satu itu, orangnya harus terbatas," katanya.
Baca: Observasi 188 WNI: 39 Dokter Spesialis Dikerahkan ke Pulau Sebaru
Rustian menuturkan, wartawan kalau mau masuk ke dalam bisa saja. Namun, begitu masuk ke lokasi observasi, wartawan atau awak media yang masuk tidak bisa keluar. Mereka harus mengikuti 14 hari masa observasi di dalam.
Baca: BNPB: Tempat Observasi WNI Kru Kapal Pesiar World Dream di Pulau Sebaru Kecil Telah Siap
"Kalau orang sudah masuk di sana harus diobservasi. Aturan itu kita jalankan seketat mungkin, supaya nanti hasilnya baik. Kalau sudah masuk di lingkungan observasi otomatis selama 14 hari di sana," kata Rustian menjelaskan. "Jadi tidak ada ditutup-tutupi," imbuhnya.
Pemasangan WiFi di Pulau Sebaru Kecil untuk keperluan peserta observasi. Menurutnya, WiFi sengaja dipasang agar para peserta observasi bisa membagikan bagaimana kehidupan selama menjalani karantina di Pulau Sebaru Kecil.
Hal itu dilakukan untuk menampik isu yang menyebut bahwa 14 hari masa observasi tertutup dari media. "Sengaja kita pasang WiFi, kita berikan HPnya, sudah terbuka semua, saudaranya bisa menelepon, peserta observasi pun bisa membagikan bagaimana kehidupan di dalam," ungkap Rustian.