Istana Kebanjiran, Menteri PUPR Sebut Bukan Banjir, Hanya Air yang Mau Masuk Drainase
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Hadimuljono mengatakan, air menggenang di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, bukan banjir
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Hadimuljono mengatakan, air yang sempat menggenang di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, bukanlah banjir.
Menurut Basuki, genangan tersebut merupakan air yang mau masuk ke saluran atau drainase.
"Air yang mau masuk drainase," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (25/2/2020).
Dikabarkan sebelumnya, kawasan Istana Kepresiden kebanjiran karena hujan yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak Senin (24/2/2020) malam.
Baca: Warganya Kembali Kebanjiran, Wakil Wali Kota Bekasi Sampaikan Permohonan Maaf
Basuki mengkalim, pihaknya telah menyiapkan dua pompa air yang selalu berada di Istana.
Bahkan, Basuki mengaku telah berada di lokasi saat genangan air muncul di kompleks Istana Kepresidenan.
"Dimana banjirnya? Tidak ada. Saya jam 6 disini. Pompa saya kan saya siapin dua disini. Aman," jelasnya.
Diketahui, Istana Kepresidenan turut tergenang air setelah hujan deras yang mengguyur Ibu Kota.
Baca: Mardani Ali Sera: Mas Anies Nyuwun Sewu Formula E Bagus tapi Itu Cuma 2 Jam, Banjir Bisa Selamanya
Kondisi sejumlah titik yang tergenang di Istana dibagikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung lewat beberapa foto dan video di grup WhatsApp wartawan.
"Istana Banjir," kata Pramono Anung lewat pesan singkat, Selasa (25/2/2020) pagi seperti dikutip dari Kompas.com.
Dalam foto yang dibagikan Pramono, terlihat adanya genangan di Masjid Baiturrahim yang terletak persis di samping Istana Merdeka.
Selain itu, air juga menggenang di dekat wisma negara.
Dalam video, terlihat air setinggi mata kaki petugas kebersihan.
"Video dan foto dari petugas Istana," kata Pramono.
Video dan foto itu diambil pada Selasa subuh.
Namun, pada Selasa pagi ini air sudah surut.
"Tidak ada lagi genangan, ini sekitar pukul 07.00 WIB," kata Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin sambil membagikan foto terbaru kondisi Istana.
294 RW di Jakarta Kebanjiran
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada 294 dari 2.738 alias 10,74 persen RW di Jakarta tergenang air dengan ketinggian bervariasi.
Daerah paling parah terdampak banjir terjadi di wilayah Kelurahan Cawang dengan ketinggian mencapai 200 cm.
"10,74 persen RW di DKI Jakarta terdampak, dengan ketinggian banjir maksimal 200 cm yang terjadi di Kelurahan Cawang," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI M Insaf dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/2/2020).
Baca: Tuding Jadi Penyebab Banjir, Warga Geruduk dan Ngamuk di Mal AEON Jakarta Garden City
Adapun penyebab banjir lantaran curah hujan cukup lebat hingga ekstrem terjadi di wilayah DKI Jakarta dengan curah hujan tertinggi yang terukur BMKG sebesar 278 mm/hari.
Hal ini menyebabkan sejumlah pintu air yang melintang di ibu kota alami kenaikan status siaga hingga muka air sungai meluap.
Imbasnya, sebanyak 3.565 jiwa dari 973 Kelompok Keluarga terpaksa mengungsi di 40 titik lokasi pengungsian.
Baca: Atasi Masalah Banjir Atau Gelar Formula E, Mana Yang Lebih Menguntungkan?
"Ini menyebabkan beberapa pintu air mengalami kenaikan status siaga dan sungai meluap," ungkap dia.
Tim gabungan dari Dinas SDA, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan hingga PPSU tingkat kelurahan dikerahkan menangani genangan air, membantu evakuasi warga, serta mendistribusikan bantuan kepada warga yang mengungsi.
Minta Tak Unggah Foto Seremonial di Tengah Banjir Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau kepada seluruh jajarannya untuk tidak mengunggah foto seremonial atau kegiatan kurang penting lainnya di tengah bencana banjir.
Ia meminta anak buahnya untuk fokus mengatasi permasalahan banjir dan membantu warga yang terdampak.
"Jangan posting foto-foto seremonial atau kegiatan kurang penting lainnya," demikian pernyataan Anies seperti dikutip Tribunnews.com, Selasa (25/2/2020).
Baca: Banjir Terjang Bekasi, Bupati Naikkan Status Menjadi Tanggap Darurat
Anies menginstruksikan seluruh jajarannya turun tangan membantu penanganan banjir dan hadir langsung di tengah masyarakat.
Serta menyiapkan tempat-tempat pengungsian sesegera mungkin.
Bahkan kalau perlu menyulap kantor-kantor Pemprov DKI sebagai tempat pengungsiannya.
Mantan Mendikbud ini menyarankan forum komunikasi lewat grup pesan sementara digunakan hanya untuk kepentingan yang mendesak saja.
Baca: Pernyataan Anies Baswedan soal Banjir Jakarta Hari Ini, Tak Lagi Salahkan Bogor hingga Jumlah Korban
"Gunakan grup-grup hanya untuk komunikasi penting dan mendesak," ungkapnya.
Sebelumnya anggota DPRD DKI fraksi PDIP Gembong Warsono mengkritik kinerja Anies Baswedan.
Utamanya soal penanganan masalah banjir.
Baca: Gedung KPK dan Istana Presiden Kebanjiran, DPRD Justin Bandingkan Penanganan Banjir dengan Formula E
Dalam berbagai kesempatan tinjauan, Anies disebut sengaja menyempatkan diri berfoto di lokasi tersebut.
Gembong mengira kegiatan itu dilakukan untuk membangun citra bahwa Anies menaruh perhatian penuh kepada warganya yang terdampak.
"Makanya ketika banjir mereka selfie bersama masyarakat kan. Artinya menunjukan kepada publik bahwa dia begitu perhatiannya terhadap persoalan banjir, tapi langkah pengentasan banjir itu tidak ada," ungkap Gembong.