Komisaris Ancol Geisz Chalifah: PSI Jatuhkan Anies Baswedan karena Sakit Hati Buntut Pilkada Jakarta
Geisz Chalifah menilai kegemaran PSI membully Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan buntut sakit hati Pilkada DKI Jakarta.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Ifa Nabila
"Saya ingin bertanya, kalau Anies tidak bekerja, kalau Anies gubernur gagal, ngapain Sekjen PSI bikin kampanye jegal Anies?" tanya Geisz dengan tegas.
"Kan gubernur gagal, gubernur bodoh, biarkan saja ntar kan kalah sendiri. Logikanya gimana sih? Takut betul?"
"Ini gubernur tidak bisa kerja, gagal, lalu dikampanyekan, 'Mari kita sama-sama jegal Anis untuk jadi presiden'. Logikanya apa yang digunakan? Nggak logika sama sekali, " imbuhnya.
Sementara, Geisz menyampaikan beberapa prestasi Anies lainnya yakni telah menjaga kestabilan harga pokok sembako.
Sleain itu, soal Formula E atau kegiatan balap mobil elektronik yang akan dilaksanakan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.
Geisz memaparkan hasil ekonomi dari kegiatan Formula E dalam lima tahun mempunyai perhitungan yang diharap akan membanggakan Indonesia.
"Karena prestasi Anies luar biasa. Apa yang tidak luar biasa?"
Kembali Geisz menegaskan mengenai pradugaannya bahwa PSI selalu menjatuhkan Anies Baswedan tak lain karena sakit hati akibat gagalnya reklamasi pada Pilkada DKI Jakarta.
"Bagaimana caranya reklamasi tetap jalan? Harus dijatuhkan buru-buru. Ada hubungannya ke sana jangan-jangan? Siapa tahu gitu kan?" pungkasnya.
Geisz pun mengakhiri suaranya dengan melontarkan pantut sindiran kepada pihak-pihak yang selalu menjatuhkan Anies Baswedan.
"Bunga melur, bunga melati. Gadis Melayu, pandai menari. Sungguh gubernur banyak prestasi, para pembully mati berdiri."
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)