Pabrik Obat HIV/AIDS Pertama di Indonesia Berdiri di Semarang, Ini Kata Gubernur Ganjar
Pabrik farmasi yang memproduksi obat atau anti virus HIV AIDS pertama di Indonesia berdiri di Kota Semarang.
Editor: Sugiyarto
"Kami harap adanya produksi anti virus di tingkat lokal ini bisa menjadi solusi."
"Ini harus ditingkatkan, baik investasinya maupun produksinya," tambahnya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pada awal tahun, India menggelontorkan dana sebesar Rp 90 miliar.
Dana itu dialokasikan untuk membangun pabrik farmasi yang memproduksi antiretroviral.
Antiretroviral merupakan anti virus HIV AIDS.
Pabrik farmasi di bawah naungan PT Sampharindo Retroviral Indonesia (SRI).
Menurut Direktur Utama PT SRI, M Syamsul Arifin, adanya pabrik farmasi yang memproduksi anti HIV AIDS bisa mengakomodir perawatan ODHA.
"Mahalnya harga anti virus HIV AIDS dan ketersediaan stok menjadi kendala dalam hak perawatan ODHA di Indonesia," paparnya, Kamis (27/2/2020).
Dilanjutkannya, adanya prabrik anti virus dalam negeri bisa menekan harga anti virus HIV AIDS.
"Menurut WHO 90 persen ODHA harus diobati hingga virusnya hilang."
"Semoga harapan itu bisa direalisasi lewat produksi anti virus ini," katanya.
Ia mengatakan, terdapat dua anti virus HIV AIDS yang diproduksi PT SRI.
"Dua produk itu Telado dan Telavir. Keduanya sudah berstandar WHO," terangnya.
Untuk tahun pertama, dijelaskan Syamsul, pabrik farmasi PT SRI akan memproduksi 150 juta obat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.