Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Kerahkan Pasukan Elite Kopaska dan Denjaka Jaga Pulau Sebaru Kecil

Panglima TNI Marsekal TNI Jadi Tjahjanto menugasi pasukan elite TNI AL untuk menjaga keberadaan Pulau Sebaru Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Panglima TNI Kerahkan Pasukan Elite Kopaska dan Denjaka Jaga Pulau Sebaru Kecil
Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah anggota TNI saat bergotong royong membawa peralatan untuk kepentingan observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu Utara, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Persiapan Pulau Sebaru Kecil terus dikebut untuk digunakan sebagai tempat observasi 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream. Tribunnews/jeprima 

PANGLIMA TNI Marsekal TNI Jadi Tjahjanto menugasi pasukan elite TNI AL untuk menjaga keberadaan Pulau Sebaru Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pasukan dimaksud adalah Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Detasemen Jalamangkara (Denjaka).

Hadi mengatakan, pengamanan di pulau tersebut dibagi menjadi dua ring. Ring 1 dilakukan di sekitar pulau.

Sedangkan ring 2 dilakukan di wilayah perairan atau laut di sekitar pulau Sebaru.

Hadi juga mengatakan telah berkordinasi dengan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis yang telah menugaskan Polair untuk berjaga di ring 2.

"Kita ada ring 1 dan ring 2. Ring 1 di sekitar pulau. Ring 2-nya di sekitar laut, nanti kita akan jaga dengan pasukan katak. Tadi ada pasukan katak di sana. Dan dari Polair. Polair sudah hadir di sini. Akan kita bikin ring 2. Dan termasuk dapur umumnya pun tidak masuk di ring 1 tapi di ring 2. Sehingga lebih steril nanti," kata Hadi.

Kopaska ditugasi menjaga ring 2 Pulau Sebaru Kecil selama masa observasi 188 WNI ABK World Dream selama 14 hari dimulai sejak Jumat (28/2/2020).

Berita Rekomendasi

Hadi juga menugasi pasukan khusus TNI Angkatan Laut Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) untuk menjaga keamanan di ring 2.

"Ring 2 yang dijaga di laut, ada Polairud, ada Denjaka, sehingga masyarakat yang akan masuk di ring 2 untuk mencari ikan akan diperingatkan," kata Hadi.

Baca: Terungkap Ayah Kandung Bunuh dan Buang Siswi SMP ke Gorong-gorong, Ibu Delis: Kok Tega, Awas Kamu

Baca: Tangkal Virus Corona, BRI Life Berbagi Melalui Gerakan Sejuta Masker untuk Indonesia

Komando Pasukan Katak (Kopaska) adalah pasukan khusus TNI Angkatan Laut.

Semboyan Kopaska "Tan Hana Wighna Tan Sirna" berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi".

Korps didirikan Presiden Indonesia waktu itu Soekarno pada 31 Maret 1962 untuk menangani dalam masalah Irian Jaya.

Detasemen Jalamangkara (Denjaka) merupakan detasemen penanggulangan teror TNI Angkatan Laut.

Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL.

Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib), satuan elite dalam Korps Marinir, memiliki spesialisasi dalam operasi pengintaian amfibi dan pengintaian khussus.

Dari pantauan, para personel Kopaska terlihat berpatroli di perairan sekitar pulau dengan menggunakan sea rider. 

Baca: Hafiz/Gloria Harus Kerja Keras di All England Open 2020 demi Amankan Slot Olimpiade Tokyo 2020

Baca: Penumpang Ini Dibungkus Plastik di Pesawat karena Punya Visa Palsu

Sekurangnya terlihat tiga sea rider Kopaska yang terlihat berpatroli di sekitar pulau.

Mereka juga tampak mengawal rombongan Hadi ketika menuju Pulau Sebaru.

Sementara itu di ring 1, Hadi menjelaskan sejumlah pembagian tugas dan peran para personel Kogasgabpad.

Peran tersebut di antaranya juru masak, petugas kesehatan, dan sebagainya.

"Itu ada bagian ring 1, juru masak, siapa yang setiap hari melakukan pelayanan kesehatan, pemeriksaan anggota yang keluar masuk harus menggunakan peralatan dan sebagainya, kemudian bagimana kesiapan lain, pengamanan semua sudah kita siapkan," kata Hadi.

Warga Tolak Rencana Observasi 188 ABK World Dream

Pemuka masyarakat Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Lukman Hadi mengatakan warga setempat menolak rencana observasi 188 warga negara Indonesia anak buah kapal pesiar World Dream, yang dipulangkan dari Hong Kong.

Warga menggalang penolakan dengan menulis surat terbuka atau petisi kepada Presiden Joko Widodo.

"Kami sudah membuat petisi yang ditandatangani lebih dari 1.000 warga. Kami akan sampaikan ke presiden," kata Lukman ditemui tim Tribun Network di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Kamis (27/2/2020).

Warga meminta agar 188 WNI dari Kapal Pesiar World Dream diobservasi atau karantina cukup di kapal KRI TNI AL Dr Soeharso.

Baca: Ciuman Terakhir BCL untuk Ashraf Sinclair: Kamu Nggak Usah Khawatir, Aku dan Noah akan Jaga Diri

Baca: Lama Bungkam, Arya Claproth Akhirnya Buka Suara Soal Kematian Anaknya, Tangisnya Pecah

Dengan radius 100 mil laut dari pulau berpenduduk dan tidak diturunkan di Pulau Sebaru Kecil.

"Tujuannya agar dapat diobservasi di lepas pantai dan tidak menimbulkan keresahan seperti saat ini. Di mana kapal KRI TNI AL Dr Soeharso jauh lebih memiliki fasilitas lengkap di banding dengan Pulau Sebaru," ucap Lukman.

Dalam surat petisi itu, warga meminta agar pemerintah pusat mengkaji ulang rencana observasi 188 Warga Negara Indonesia (WNI) dari kapal pesiar World Dream ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Foto aerial Pulau Sebaru Kecil yang akan digunakan untuk observasi di Kepulauan Seribu Utara, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Persiapan Pulau Sebaru Kecil terus dikebut untuk digunakan sebagai tempat observasi 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream. Tribunnews/Jeprima
Foto aerial Pulau Sebaru Kecil yang akan digunakan untuk observasi di Kepulauan Seribu Utara, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Persiapan Pulau Sebaru Kecil terus dikebut untuk digunakan sebagai tempat observasi 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

188 ABK World Dream Tiba Siang Ini

Sesuai rencana, 188 WNI tersebut tiba, Jumat (28/2/2020) siang.

"Karena, kami meyakini bahwa rencana itu pasti menimbulkan keresahan dan kekhawatiran. Serta ketakutan yang luar biasa terhadap sosial kehidupan bermasyarakat. Lantaran kami semua sudah mengetahui dampak dari virus corona (CoVid+19) dari publikasi media selama ini," ujar Lukman, yang menjabat Ketua DPD II Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kepulauan Seribu.

Baca: FAKTA Jebolan The Voice Indonesia Tega Pukul Ibu karena Terlambat Siapkan Baju, Pelaku Tidak Ditahan

Baca: Aji Santoso Beberkan 3 Kunci Persebaya Surabaya untuk Tumbangkan Persik Kediri

Lukman kelahiran Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu juga menyebut, dengan adanya agenda tersebut, warga meminta pemerintah pusat dan daerah memberi kompensasi berupa jaminan kesehatan.

Seperti fasilitas kesehatan, posko kesehatan, dan alat pendukung lainnya, kepada masyarakat di wilayah terdekat yang dapat mendeteksi virus Corona.

"Kami juga meminta pemerintah mendatangkan dokter, psikiater ke Kepulauan Seribu. Karena saat ini kami tahu masalah ini tidak hanya berdampak kepada fisik, tetapi juga mental masyarakat Kepulauan Seribu," kata Lukman.

Suasana Pulau Sebaru Kecil yang akan digunakan untuk observasi di Kepulauan Seribu Utara, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Persiapan Pulau Sebaru Kecil terus dikebut untuk digunakan sebagai tempat observasi 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream. Tribunnews/Jeprima
Suasana Pulau Sebaru Kecil yang akan digunakan untuk observasi di Kepulauan Seribu Utara, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Persiapan Pulau Sebaru Kecil terus dikebut untuk digunakan sebagai tempat observasi 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Selain itu, pihaknya meminta Kementerian Kesehatan RI wajib melakukan sosialisasi dan membuka fakta dan data, dari 188 WNI yang akan diobservasi.

"Kami juga meminta Pemerintah Pusat memberikan garansi keamanan terkait dengan kelangsungan sektor pariwisata, yang selama satu dekade ini menjadi sumber ekonomi masyarakat selain perikanan," tutur Lukman.

Adapun Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian mengatakan, ada 760 lebih personel yang diterjunkan dalam proses observasi 188 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal World Dream di Pulau Sebaru Kecil.

Sejumlah anggota TNI saat bergotong royong membawa peralatan untuk kepentingan observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu Utara, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Persiapan Pulau Sebaru Kecil terus dikebut untuk digunakan sebagai tempat observasi 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah anggota TNI saat bergotong royong membawa peralatan untuk kepentingan observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu Utara, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Persiapan Pulau Sebaru Kecil terus dikebut untuk digunakan sebagai tempat observasi 188 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Proses observasi diperlukan untuk memastikan ratusan kru kapal itu terbebas dari virus corona.

Masa pelaksanaan observasi berlangsung selama 14 hari mulai Jumat (28/2/2020) hari ini dengan menerapkan protokol dan prosedur sesuai dengan organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Diketahui, proses penjemputan Warga Negara Indonesia (WNI) kru Kapal World Dream dari Perairan Bintan, Kepulauan Riau, dilakukan pada Rabu (26/2/2020).

Diperkirakan WNI dan tim evakuasi yang menggunakan KRI Soeharso akan tiba di lokasi observasi di Pulau Sebaru, Pulau Seribu, Jumat ini. (Tribun Network/git/den/suf/dng)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas