Selalu Dipercaya Jadi Menteri Jokowi, Sofyan Djalil: Rumusnya Kerja yang Baik, Tidak Perlu Neko-neko
Sofyan menegaskan, semasa menjadi menteri Presiden Jokowi dua periode ini, yang perlu dilakukan hanyalah bekerja dengan baik dan tidak neko-neko.
Editor: Dewi Agustina
"Saya hanya baik ke semua orang, saya tidak pernah merasa menjadi menteri tapi tidak pernah merasa bagaimana, biasa saja. Kalau bertemu teman lama saya bilang, saya suka lagu Melayu, "Aku masih seperti yang dulu," ungkapnya.
Baca: Gisel dan Tyas Mirasih Bakal Datangi Polda Jatim Hari Ini atas Kasus Dugaan Pembobolan Kartu Kredit
Baca: Bullying Siswi SMP di NTT, Ditampar Berulang Kali, Teman yang Lain Girang Tepuk Tangan
"Kalau Anda kenal saya 20 tahun lalu masih seperti sekarang. Tidak pernah berubah," imbuh Sofyan.
Namun demikian, Sofyan menegaskan bahwa yang paling penting harus memiliki interpersonal skill yang bagus, kemampuan dan cara penyampaian diri yang baik.
"Siapapun bisa di Indonesia menjadi apapun," katanya kembali mengingatkan.
Sofyan menjelaskan, di masa ini, mencari orang yang punya kompetensi baik itu sangat sulit. Menurutnya itu adalah salah satu masalah yang sedang dihadapi di Indonesia.
Selain itu, saat ini, lanjut Sofyan, banyak orang berkompetensi namun tak memiliki integritas.
"Itu yang jadi masalah, kompetisi, integritas, itu penting sekali. Banyak orang berkompetensi, tapi integritas sudah tercoreng karena kadang banyak orang-orang yang cari uang hari ini," ujarnya.
Untuk itu, ia berpesan agar anak muda bahwa investasi nama baik lebih menguntungkan dibandingkan berinvestasi dalam bentuk uang.
Sofyan menjelaskan, jika nama Anda terkenal baik di manapun, uang dengan sendirinya akan mengikuti.
Baca: Sahrul Gunawan Pusing Arab Saudi Tunda Perjalanan Umrah, Bisa Rugi Hingga Miliaran Rupiah
Baca: Tak Ambil Pusing Soal Penghentian 36 Kasus, Firli Bahuri: yang Mengkritik Itu Sayang dengan KPK
"Padahal uang itu akan mengikuti sendiri. Kerja yang baik, bangun reputasi yang baik, punya integritas, punya kompetensi, uang akan cari sendiri," katanya.
Buah dari investasi nama baik itu, diceritakan Sofyan, terwujud ketika ia tak menjadi menteri pada tahun 2009.
"Saya tidak jadi menteri tahun 2009, begitu tidak jadi menteri, orang tawarkan kerja di mana-mana, komisaris di mana-mana, advisor di mana-mana, nama baik itu penting sekali," tandas Sofyan.