Angka Bencana Alam Naik 10,9 Persen, Butuh Anak Muda Jadi Agen Pelestarian
Pada 2019, Badan Nasional Penanggulang Bencana (BNPB) mencatat 3.768 bencana alam terjadi di Indonesia, angka ini meningkat 10,9 persen
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, Wanadri memandang tingginya angka bencana alam di Indonesia mengharuskan masyarakat memiliki pengetahuan akar masalah dan memitigasi risiko yang akan terjadi.
Pada 2019, Badan Nasional Penanggulang Bencana (BNPB) mencatat 3.768 bencana alam terjadi di Indonesia, angka ini meningkat 10,9 persen dibanding jumlah bencana yang terjadi pada 2018 yaitu 3.397 peristiwa.
Karena itu, diperlukan kerja sama mulai dari pelaku usaha hingga pemerintah pusat dan daerah untuk bisa berkontribusi dalam hal pelestarian alam.
Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan memininalisir dampak atas bencana alam yang seringkali dirasakan masyarakat.
Baca: Pak Sekda Nggak Paham Penderitaan Masyarakat Terdampak Banjir
"Untuk itu, peran nyata pemerintah, anggota masyarakat, khususnya anak muda yang masih memiliki tenaga sangat dibutuhkan sebagai agen-agen baru pelestarian alam," ujar Ketua Umum Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, Wanadri Rafi Respati melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (29/2/2020).
Selain edukasi, Rafi menjelaskan, adanya kontribusi nyata dan regenerasi pegiat alam dan lingkungan tersebut menjadi faktor penting demi meminimalisir dampak bencana alam.
"Kita seringkali lupa perumpaan bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Wanadri sendiri berkomitmen untuk terus melakukan edukasi dan berkontribusi dalam pelestarian alam, demi memitigasi risiko bencana alam di Indonesia," pungkasnya.
Baca: Penghuni Pondok Pesantren di Trenggalek Tewas Dibunuh Sesama Penderita Gangguan Jiwa
Sebagai informasi, Wanadri merupakan organisasi pegiat alam terbuka yang diresmikan di Bandung, Jawa Barat pada 16 Mei 1964.
Selain kegiatan penjelajahan, Wanadri juga memiliki konsentrasi pada pendidikan karakter nasional Indonesia terhadap setiap anggotanya, kegiatan kemanusiaan dan sosial, hingga pelestarian lingkungan.