2 Pasien Positif Virus Corona, Petugas Kebersihan Hingga Pengunjung Kenakan Masker di RSPI
Berdasarkan pengamatan Tribunnews.com, mereka tampak menggunakan masker yang dibagikan oleh pihak rumah sakit
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengunjung, karyawan hingga petugas kebersihan mulai menggunakan masker saat berada di kawasan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (2/3/2020).
Berdasarkan pengamatan Tribunnews.com, mereka tampak menggunakan masker yang dibagikan oleh pihak rumah sakit.
Baca: 2 WNI Positif Corona Setelah Kontak dengan Warga Jepang, Dirut RSPI Ungkap Kondisi Terkininya
Hal tersebut menyusul adanya dua orang pasien yang positif terjangkit virus Corona yang tengah diisolasi di rumah sakit tersebut.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto enggan berbicara banyak perihal adanya dua pasien positif virus Corona di rumah sakit tersebut.
Usai tiba di RSPI, ia langsung menuju gedung humas RSPI dan enggan berbicara banyak.
"Nanti aku tak ngomong setelah aku lihat. Jangan sampai belum ada data kalian tanya. Nanti aku keluar aku baru bisa jawab," kata Terawan.
Baca: Ridwan Kamil Pastikan Rumah dan Lingkungan 2 Warganya yang Terjangkit Bersih dari Virus Corona
Ia mengatakan, pihaknya belum bisa berbicara banyak apakah dua WNI yang positif virus Corona dirawat di tempat tersebut atau tidak. Ia mengaku akan memeriksa terlebih dahulu.
"Saya cek. saya akan ngecek saudara tunggu ya. Kalian butuh data valid atau engga kalau butuh data valid tunggu aku sebentar cek semuanya," pungkasnya.
Tiga pasien masih diisolasi
Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan, pihaknya masih memeriksa sebanyak tiga orang yang diduga terinfeksi virus Corona.
Saat ini, semuanya masih diisolasi di ruang khusus.
Baca: Pemerintah Diminta Tegas Umumkan Indonesia Bersih dari Wabah Virus Corona
Sejauh ini, Syahril menuturkan, pihaknya telah memeriksa 24 orang yang diduga terinfeksi virus Corona.
Namun, 21 orangnya dinyatakan telah negatif terjangkit virus tersebut.
"21 orang sudah pulang negatif semua. Tinggal tiga yang sekarang masih dirawat tinggal menunggu hasil pemeriksaan yang kedua. Enggak ada masalah," kata Syahril kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/2/2020).
Ia menuturkan, pasien tersebut diperiksa karena mengalami sakit setelah memiliki riwayat perjalanan ke wilayah pandemik virus Corona.
Mulai dari Wuhan, China, Jepang, Korea hingga ke Jepang dalam 14 hari terakhir.
Menurutnya, gejalanya sakit yang dirasa pasien biasanya demam tinggi hingga 38 derajat, batuk, pilek hingga sakit tenggorokan.
"Atau bisa juga orang tersebut kontak dengan pasien yang kena virus corona. Istilahnya bukan suspect tapi pasien dalam pengawasan," jelas dia.
Lebih lanjut, ia menuturkan, pasien tersebut akan mendapatkan perawatan di ruang isolasi paling lama lima hari ke depan.
Baca: Meski Ada Virus Corona, DFSK Pastikan Pengiriman Komponen Produksi Berjalan Lancar
Total, ada dua pemeriksaan yang dilalui ketiga pasien tersebut sebelum diketahui hasil apakah terjangkit atau tidak virus Corona.
"Jadi selama empat dan lima hari itu dia ada di ruang isolasi sembari menunggu di ruang laboratorium. Jadi tenang aja, nggak apa apa. Pasiennya semua sudah sehat," pungkasnya.
Pemerintah diminta tegas
Pemerintah diminta tegas menyatakan Indonesia clear and clean dari wabah virus corona.
Menurut Anggota Komisi VIII Fraksi PKS, Ikhsan Qolbu Lubis, hal ini perlu diterapkan agar pemerintah Arab Saudi bijaksana menerima jamaah umrah yang sementara ini dihentikan.
"Soal penghentian sementara umrah, kami harap Saudi arif. Indonesia perlu tegas menyatakan virus corona belum ada. Indonesia clear and clean jangan ada hoaks," tegasnya saat menjadi narasumber diskusi bertajuk "Mengukur Efek Virus Corona: Siapkah kita?" di Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020).
Lebih lanjut, Ikhsan Qolbu juga menyoroti adanya analisis oleh Universitas di Eropa yang menyatakan Indonesia tidak mungkin tidak terpapar virus corona.
Dia merasa analisis itu harus dijawab dengan lugas oleh pemerintah, jangan hanya berasumsi.
"Harus dijawab oleh pemerintah bahwa memang kita clear and clean jangan hanya asumsi. Ini bentuk rahmat Tuhan sama bangsa kita. Indonesia jangan buat sikap yang membuat publik bingung," tambahnya.
Terpisah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan tidak ada pasien penderita virus corona di Jakarta.
Hal ini disampaikan Dinas Kesehatan DKI merujuk pada hasil tes laboratorium Litbangkes Kementerian Kesehatan.
Pernyataan ini sekaligus meluruskan informasi yang beredar lewat foto dari salah satu slide paparan Dinkes DKI tentang Kewaspadaan Corona Virus Disease 2019 di Jakarta.
Kepala Dinkes DKI Widyastuti menuturkan informasi yang diberitakan tidak secara benar dan utuh menjelaskan isi paparan.
"Pemeriksaan sampel di Litbangkes Kemenkes RI menunjukkan hasil negatif corona di DKI Jakartan' kata Widyastuti dalam keterangannya, Sabtu (29/2/2020).
Pengamanan di pintu masuk ke Indonesia diminta diperketat
Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah memperketat setiap pintu masuk Indonesia sebagai langkah pencegahan virus corona semakin meluas.
Saleh mengaku mendapatkan keluhan dari masyarakat melalui media sosial, di mana pemeriksaan di bandara tidak maksimal terhadap orang yang masuk ke Indonesia.
Baca: Reaksi Anies Baswedan, 2 WNI Positif Virus Corona, Bagaimana Jakarta Waspada? Ini Instruksinya
"Alat yang digunakan sangat manual sekali. Tentu ini harus diseriusi pemerintah, tidak boleh dianggap remeh. Komplain seperti itu adalah bagian dari kekhawatiran masyarakat," ujar Saleh kepada wartawan, Jakarta, Senin (2/3/2020).
"Negara lain juga melakukan penjagaan ketat. Bahkan Arab Saudi pun sudah melarang penduduk negara-negara tertentu untuk umrah. Semestinya, Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama," sambung Saleh.
Sementara, terkait dua WNI yang terjangkit virus corona dan saat ini menjalani perawatan, Saleh meminta pemerintah diminta untuk bersungguh-sungguh menangani dua orang tersebut.
"Pemerintah harus membuktikan kalau Indonesia mampu merawat dan menyembuhkan mereka. Itu sejalan dengan pernyataan pemerintah selama ini," ujar Saleh.
Menurutnya, temuan dua WNI terjangkit virus corona dikhawatirkan akan menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Baca: Dampak Virus Corona, MotoGP Qatar dan Thailand 2020 Diundur, Kejuaraan Dimulai April
Sehingga pemerintah perlu mengantisipasi agar masyarakat tetap tenang dan tetap bisa menjaga lingkungannya agar tidak terjangkit.
"Kemarin-kemarin, pemerintah menyatakan belum menemukan. Sekarang, sudah terbukti ternyata ada yang terinfeksi. Pekerjaan pemerintah tentu akan menjadi lebih banyak. Termasuk bagaimana menenangkan masyarakat sekaligus melakukan sosialisasi massif agar mereka terhindar dari virus berbahaya itu," ujarnya.