Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Ketiga Observasi Virus Corona di Pulau Sebaru, ABK World Dream Jadi Koki Dadakan

Sejumlah peserta observasi ABK kapal pesiar World Dream membantu memasak bersama secara mandiri

Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Hari Ketiga Observasi Virus Corona di Pulau Sebaru, ABK World Dream Jadi Koki Dadakan
Tribunnews/JEPRIMA
Landing Craft Utility (LCU) KRI dr Soeharso mengangkut WNI ABK World Dream menuju Pulau Sebaru Kecil untuk menjalani observasi di Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (28/2/2020). Sebanyak 188 WNI ABK kapal World Dream akan menjalani observasi pencegahan virus corona selama 14 hari kedepan.Tribunnews/Jeprima 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah peserta observasi ABK kapal pesiar World Dream membantu memasak bersama secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan menu tambahan makanan di hari ketiga mereka menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil Kepulauan Seribu pada Minggu (1/3/2020).

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan para WNI yang menjadi “koki dadakan” tersebut sebelumnya adalah mereka yang memang memiliki keahlian memasak selama menjadi Anak Buah Kapal (ABK).

Baca: 2 WNI Positif Terinfeksi, Ridwan Kamil Tetapkan Jawa Barat Siaga I Virus Corona

"Para koki terpilih ini diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian dan kreativitasnya dalam memasak di dapur yang berada pada ring-1 di bawah komando Kolonel Laut M Said Latuconsina," kata Agus ketika dikonfirmasi Tribunnews.com pada Senin (2/3/2020).

Komandan Juru Masak Tim Kemanusiaan Pulau Sebaru, Letkol Sitanggang mengajak mengatakan mereka tampak ceria ketika diberi kesempatan membantu misi kemanusiaan dari balik dapur.

“Semua senang dan riang,” kata Sitanggang.

Sitanggang sendiri diketahui merupakan mantan anak buah Kepala BNPB Doni Monardo semasa Doni menjadi Komandan Kesatuan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Doni juga menyempatkan diri bertemu dengan dengan Sitanggang saat meninjau Pulau Sebaru mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Doni mengatakan Sitanggang merupakan prajurit yang mumpuni di bidang kebutuhan pangan dan dapur.

Bahkan Doni tak perlu ragu dan merasa yakin bahwa kebutuhan pangan akan terpenuhi dengan standar yang sudah diperhitungkan di bawah komando Letkol Sitanggang.

Dalam pertemuan singkat, Doni kembali mengingatkan bahwa kunci sukses pemulihan kesehatan dan observasi adalah makanan.

Menurut Doni, makanan adalah obat.

Sehingga beliau berpesan agar makanan yang diberikan harus berkualitas, karena menurutnya makanan adalah obat.

“Sudah mengerti dia ini (apa kebutuhannya),” ungkap Doni saat memperkenalkan Letkol Sitanggang kepada Muhadjir di Pulau Sebaru pada Jumat (28/2/2020).

Baca: Imigrasi Enggan Disalahkan Terkait Masuknya Virus Corona ke Indonesia

Sebelumnya sebanyak 188 WNI sebagai Anak Buah Kapal (ABK) kapal pesiar World Dream telah mendarat di Pulau Sebaru sejak Jumat (28/2/2020) untuk melakukan proses observasi terkait virus Corona (Covid-19).

Proses itu akan memakan waktu selama 14 hari sesuai standar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Gizi sesuai standar WHO

Asupan untuk 188 Warga Negara Indonesia dari awak kapal pesiar World Dream yang menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta akan sangat diperhatikan oleh pada juru masak atau koki.

Danyon Bekang 1/1 Kostrad Letkol Cba Jonrey Sitanggang bertugas untuk membidangi tata hidang di Pulau Sebaru.

Baca: Kemenkes Sebut 68 WNI Kru Kapal Diamond Princess Akan Diobservasi di Pulau Sebaru Kecil 

Jonrey menjelaskan bagaimana penyajian dan apa saja yang akan dikonsumsi oleh para 188 WNI yang menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil.

"Kami memang diperintahkan untuk mendukung tugas kemanusiaan ini untuk mendukung logistik khususnya untuk makan pagi siang dan malam," ujar Jonrey kepada Tribun Network, beberapa waktu lalu di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Jonrey memastikan akan menggunakan standar dari World Health Organization (WHO) untuk apa saja yang disajikan untuk para WNI.

Termasuk dari hitungan kalori dan gizi.

"Konsepnya adalah makanan kering dan makanan besar. Dan perhitungan kalori dan gizinya pun standar seperti yang diminta standarnya WHO," kata Jonrey.

Berita Rekomendasi

Selain berdasarkan standar WHO, ucap Jonrey, makanan atau minuman yang dikonsumsi juga diatur nutrisi dan gizinya dari Kementerian Kesehatan.

Untuk jumlah personel di balik dapur berjumlah 30 orang.

"Untuk persiapannya kalau pagi kami sudah masak itu jam 12 malam. Karena konsepnya di kotak jadi harus lebih awal karena membutuhkan tenaga untuk memasukan ke dalam kotak," kata dia.

Jonrey menerangkan masak memasak dimulai pukul 00.00, disajikan untuk makan pagi sekira pukul 06.00.

Baca: Ini Rencana Skema 68 WNI Kru Kapal Diamond Princess Dibawa ke Pulau Sebaru Kecil

Setelah itu, masak pun terus berlanjut untuk disajikan makan siang pada pukul 11.30.


"Lanjut lagi masaknya, jadi berkesambungan terus tidak berhenti. Itu nanti disajikannya maksimal nanti jam 18.00. Di situ baru kami memiliki kesempatan istirahat untuk memulihkan tenaga kami. Untuk persiapan jam 12 malam untuk makan pagi. Begitu seterusnya sampai dengan selesai," tutur Jonrey.

Koki Sajikan Ayam Kecap dan Ikan

WNI ABK World Dream saat tiba di Pulau Sebaru Kecil untuk menjalani observasi di Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (28/2/2020). Sebanyak 188 WNI ABK kapal World Dream akan menjalani observasi pencegahan virus corona selama 14 hari kedepan.Tribunnews/Jeprima
WNI ABK World Dream saat tiba di Pulau Sebaru Kecil untuk menjalani observasi di Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (28/2/2020). Sebanyak 188 WNI ABK kapal World Dream akan menjalani observasi pencegahan virus corona selama 14 hari kedepan.Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Sementara Chef Zulfahmi mengatakan ada beberapa menu yang disiapkan, mengacu pada standar WHO dan Kementerian Kesehatan.

Namun, ia juga menyesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini.

Baca: Cerita Penjaga Pulau Sebaru Kecil, Dayat Digaji Rp 70 Ribu Per Hari, Kerja dari Pagi Sampai Sore

"Ada ayamnya minta szechuan, saya pikir itu terlalu signifikan, tidak cocok untuk kita-kita seperti sekarang. Akhirnya kita ganti dengan ayam bumbu kecap," kata Chef Zul.

Chef Zul memastikan menu yang disajikan untuk para WNI akan beragam setiap pagi, siang, dan malam.

Menu akan dirotasi setiap 10 hari.

"Itu makan pagi, makan siang, makan malam itu berbeda. Itu rotasinya per 10 harian. Ketemu lagi dengan menu yang sama setelah 10 hari," tutur Chef Zul.

Selain ayam kecal, kata Chef Zul, para juru hidang juga menyiapkan berbagai menu utama.

Baca: Pemindahan 188 WNI Dari KRI dr Soeharso ke Pulau Sebaru Berjalan Lancar, Ini Foto-fotonya

Yang pasti setiap harinya mengandung hewani, nabati, sayur-sayuran, buah-buahan, dan makanan ringan.

"Ada kayak ikan, lauknya dua macam, lauk nabati, lauk hewani, sama protein, sayur, tambah satu lagi dengan buah atau dessert seperti puding," tuturnya. (Wartakotalive.com/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas