Proses Clean up di Perumahan Batan Indah Masih Berlangsung Hingga Bebas dari Zat Radioaktif
Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan proses clean up dan dekontaminasi di Perumahan Batan Indah, Serpong,
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan proses clean up dan dekontaminasi di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten hingga kini terus dilakukan.
"Pihak Bapetan, Batan dan pasukan Gegana unit KBR Korbrimob Polri terus melakukan upaya dekontaminasi di wilayah penemuan hingga dikeluarkannya pernyataan resmi bahwa wilayah tersebut bebas dari zat radioaktif," ungkap Asep saat dihubungi Rabu (4/3/2020).
Sejak mencuat temuan zat radioaktif jenis Cesium 137 di lahan kosong, samping lapangan voli, Perumahan Batan Indah pada 30 Januari 2020 lalu hingga saat ini, menurut asep dampak paparan sudah berkurang.
Baca: Tingkat Paparan Radioaktif di Perumahan Batan Indah Serpong Sudah Menurun
Baca: Telusuri Paparan Radioaktif di Tangsel, Polri Periksa 7 Saksi
"Sejauh ini Bapetan menilai dampak paparan dari zat radioaktif masih jauh dibawah normal yang artinya masih aman," ujarnya.
Asep mengharapkan masyarakat tetap tenang dalam melaksanakan aktivitas dan tidak terpengaruh dengan persoalan tersebut.
Diketahui pada 30 Januari 2020 lalu, warga digemparkan dengan temuan zat radioaktif jenis Cesium 137 di lahan kosong, samping lapangan voli, Perumahan Batan Indah.
Paparan radiasi ini terdeteksi ketika Bapeten melakukan pemantauan keliling di lingkungan Jabodetabek meliputi Pamulang, Muncul, Perumahan Batan Indah hingga stasiun KA Serpong.
Atas temuan itu, Bapeten, Batan dibantu Gegana Polri melakukan proses clean up bagi tanah yang mengandung radioaktif. Dilanjutkan dengan pemeriksaan 9 warga yang tinggal di area sekitar terpapar radiasi nuklir.
Hasilnya, dua warga terbukti terkontaminasi zat radioaktif setelah diperiksa whole-body counting (WBC). Kontaminasi ini diyakini tidak berdampak biologis karena dosisnya di bawah NDB.
Sekretaris Utama Bapeten, Hendrianto Hadi menduga dua warga terkontaminasi karena makan buah dari pohon di sekitar sumber radiasi. Beberapa pohon dinyatakan terkontaminasi karena menyerap zat radioaktif melalui akarnya.