Virus Corona Masuk Indonesia, Tak Hanya Masker, Jahe, Kunyit, dan Temulawak Jadi Sasaran Warga
Virus corona mulai masuk ke Indonesia, tidak hanya masker namun aneka empon-empon atau rempah mulai diburu warga, akibatnya harga dipasaran jadi naik
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/3/2020) telah mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19).
Kabar tersebut berdampak kepada kepanikan warga yang mulai berburu kebutuhan untuk mencegah virus tersebut.
Selain masker, jahe, kunyit, dan temulawak kini mulai diburu warga.
Hal ini menyusul adanya kabar bahwa empon-empon atau rempah tradisional ini dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh agar terhindar dari penularan virus corona.
Akibatnya, permintaan terhadap bahan-bahan yang biasanya untuk membuat jamu tersebut menjadi meningkat.
Satu di antaranya yang terjadi di Pasar Wage Purwokerto.
Dikutip dari TribunJateng.com, Puji (50) seorang pedagang rempah tradisional mengaku sejak pagi warga sudah memburu dagangannya itu yang disebutnya dengan 'empon-empon corona'.
"Semenjak pagi banyak yang menanyakan empon-empon corona ini," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, tingginya permintaan empon-empon corona ini membuat beberapa bahan baku seperti jahe dan temulawak mengalami kenaikan harga.
Harga jahe sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 45 ribu per kilogram.
Kemudian Temulawak juga mengalami kenaikan yang sebelumnya Rp 8 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram.
Tidak hanya di Purwokerto, kenaikan harga juga terjadi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur menyusul banyaknya warga yang berbondong-bondong membeli rempah-rempah tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Nur Latifa (31) seorang pedagang rempah di pasar tersebut.
Menurut penuturannya, kenaikan harga terjadi pada tiga jenis rempah yakni jahe, kunyit, dan temulawak.
"Kenaikan memang ada tapi 3 rempah tadi aja," ujarnya yang dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca: Tangkal Corona, Cak Machfud Imbau Warga Tetap Tenang dan Jaga Pola Hidup Sehat
"Soalnya saya beli dari induk sudah naik, jadi otomatis di sini juga. Mungkin karena banyak yang cari juga apalagi temulawak," jelas Nur.
Kendati demikian, menurut Nur kenaikan harganya tidak terlalu siginifan.
"Kenaikannya masih wajarlah ya," ujarnya,
"Sebab naiknya cuma Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu aja," imbuhnya.
Kejadian senada juga dialami di wilayah kota Solo.
Baca: Update Virus Corona Global, Menjangkit 80 Negara, 92.880 Terinfeksi, 3.168 Meninggal, 47.473 Sembuh
Menurut penuturan penjual jamu Sumini, di Pasar Legi Solo bahan baku jamu dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan.
Dimana kenaikan paling tinggi terjadi pada jahe merah.
"Paling terasa jahe merah dari Rp 30.000/kg sekarang jadi Rp 50.000/kg. Kencur sebelumnya Rp 35.000/kg sekarang jadi Rp 42.000/kg. Lalu temu lawak dari Rp 4.000/kg sekarang sudah Rp 12.000/kg," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Menurut penuturannya kenaikan harga ini dipicu dari kekhawatiran para warga terhadap penyebaran virus corona.
"Banyak yang cari setelah ramai-ramai corona. Saya sendiri belum mau naikkan harga jamu meski bahannnya naik," jelasnya.
Profesor UNAIR Klaim Empon-Empon Dapat Tangkal Virus Corona
Sebelumnya diberitakan bahwa ramuan jahe yang disebut epon-empon ini efektif untuk menangkal virus corona.
Hal ini dikaitkan dengan penelitian seorang profesor asal Universitas Airlangga (UNAIR) di Surabaya, Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom.
"Formulasi (ramuan) terdiri dari jahe, kunyit, temulawak, sereh, dan bahan lainnya. Bahan-bahan ini biasa disebut sebagai empon-empon," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa empon-empon ini mengandung curcumin yang berfungsi mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru.
Selain itu juga memiliki khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Baca: Ini Langkah Antisipasi Pemkot Tangerang Cegah Virus Corona
Sitokin sendiri merupakan senyawa sel (respon imun) sebagai reaksi terhdap virus.
"Jadi sebetulnya sitokin merupakan fungsi positif, tetapi punya efek negatif yaitu merusak sel di sebelahnya."
"Sitokin inilah yang menyebabkan tubuh menjadi panas kalau seseorang terinfeksi kuman," ujar Nidom yang juga Ketua Tim Riset CoV dan Formulasi Vaksin Professor Nidom Foundation (PNF).
"Jadi masyarakat tidak perlu panik, Minum atau masak gunakan ramuan empon-empon tersebut. Sangat baik untuk kesegaran atau pun menangkal kuman/virus ganas seperti flu burung atau Covid-19," imbuhnya.
Ia menjelaskan, saat ini para peneliti dari PNF sedang meneruskan riset-iset di laboratorium untuk menemukan formulasi yang tepat empon-empon bagi setiap virus.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma, TribunJateng.com/Permata Putra Sejati, TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina, Kompas.com/Penulis Retia Kartika Dewi/Muhammad Idris)