Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Terkini 9 Pasien yang Diisolasi di RSPI: Kondisi 8 Pasien Stabil, 1 Pasien Kurang Baik

Dirut RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril menyampaikan kondisi terkini dari 9 pasien yang dirawat di ruang isolasi terkait virus corona (COVID-19).

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Kondisi Terkini 9 Pasien yang Diisolasi di RSPI: Kondisi 8 Pasien Stabil, 1 Pasien Kurang Baik
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020) 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Mohammad Syahril menyampaikan kondisi terkini dari 9 pasien yang dirawat di ruang isolasi terkait virus corona (COVID-19).

Syahril menegaskan, dari 9 pasien yang diisolasi, 2 di antaranya merupakan pasien positif corona dan 7 lainnya berstatus pasien dalam pengawasan.

Menurut Syahril, hasil laboratorium ketujuh pasien tersebut saat ini masih menunggu dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Baca: Soal Pencegahan Virus Corona di Indonesia, Moeldoko: Perlu Adanya Tanggung Jawab Semua Pihak

Syahril menyebutkan, terdapat seorang pasien yang kondisinya kurang baik.

Pasien tersebut sebelumnya dirawat selama satu minggu di sebuah rumah sakit swasta.

Saat dibawa ke RSPI Sulianti Saroso, pasien berusia 65 tahun tersebut sudah menggungakan ventilator.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020).
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). (Fahdi Fahlevi)

Namun, delapan pasien lainnya dipastikan dalam kondisi yang stabil.

Berita Rekomendasi

"Memang satu (pasien) keadaannya kurang baik," kata Syahril, seperti yang dilansir dari tayangan Kompas TV, Kamis (5/3/2020).

"Tapi dari delapan yang ada, alhamdulillah semuanya stabil, baik," sambungnya.

Sementara itu, Syahril pun menyampaikan kondisi terkini dua wni yang terinfeksi virus corona.

Menurutnya, kondisi kedua pasien tersebut semakin membaik.

Baca: Najwa Shihab Ungkap Curhatan Pasien Virus Corona yang Kini Tertekan: Berhenti Sebar Foto-fotoku

Pasien yang berusia 31 tahun kini tidak lagi mengalami demam, nyeri tenggorokan, maupun sesak napas.

"Masih batuk-batuk kecil lah, mungkin memang pilek," kata Syahril.

Begitu pun dengan ibunya, Syahril mengatakan, pasien wanita berumur 64 tahun itu hanya batuk-batuk saja.

Syahril mengatakan, kini pihaknya tinggal mengunggu hasil pemeriksaan hari kelima dari dua pasien positif corona tersebut.

"Mudah-mudahan hasilnya negatif dan kita periksa lagi negatif dua kali, dan (kalau) keadaannya baik ya kita pulangkan, artinya dinyatakan sembuh," tuturnya.

Baca: Rektor Unair Sebut Sari Daun Sambiloto Bisa Cegah Virus Corona, Ini Fakta Ilmiahnya

Menurut Novarita, hal itu sudah sesuai dengan prosedur Kementerian Kesehatan.

"Iya (sesuai dengan prosedur Kementerian Kesehatan). Kan dipantau, kalau sudah positif baru dikarantina di ruang isolasi."

"Kalau ini kan masih dalam pengawasan," jelas Novarita, seperti yang diberitakan Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Strategi Pengawasan Penyebaran Virus Corona

Juru bicara (jubir) untuk penanganan virus corona di Indonesia, Achmad Yurianto menerangkan mengenai strategi pemerintah dalam melakukan pengawasan terkait merebaknya virus corona (Covid-19).

Yurianto menyebutkan tahapan pengawasan ini dimulai ketika seseorang masuk dalam kriteria orang dalam pemantauan (ODP) hingga dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

"Semua orang yang masuk ke Indonesia, baik WNI atau WNA, dari suatu negara yang kita yakini negara itu sudah terjadi transmisi orang ke orang."

"Bukan hanya China, namun juga Korea, Jepang, Singapura, maka kita masukkan di dalam kriteria orang di dalam pemantauan," terang Yurianto seperti yang dilansir Tribunnews.com dari Kompas TV, Rabu (4/3/2020).

Yurianto menegaskan, seseorang yang masuk kriteria ODP tidak dapat diartikan bahwa orang tersebut sakit.

"Tidak semua orang dalam pemantauan diterjemahkan semuanya sakit.

Ini kita pantau, tracking kita lakukan kemana saja dia selama di Indonesia," kata dia.

"Ini penting kalau suatu saat dia sakit kita bisa melacak cepat," terangnya. 

Baca: Kominfo Akan Take Down Semua Informasi Hoaks Terkait Virus Corona

Selanjutnya, ketika ODP mengalami keluhan gejala influenza, maka orang tersebut akan segera dirawat.

Dengan demikian, statusnya kemudian berubah menjadi pasien dalam pengawasan.

"Nah kemudian kita gali betul dengan teliti apakah dia punya riwayat kontak positif dengan orang yang sudah pasti positif," lanjutnya.

Yurianto menambahkan, apabila pasien dalam pengawasan itu memiliki riwayat kontak dengan orang yang positif terinfeksi corona, maka ia akan masuk dalam kriteris suspect.

Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah orang tersebut positif terjangkit virus corona atau tidak.

"Manakala dia memiliki riwayat kontak yang kita yakini kontak dengan orang yang positif (corona), kita masukkan dalam kriteria suspect," terang Yurianto.

"Ketika sudah masuk dalam kriteria suspect, kita harus melakukan konfirmasi virus sehingga kalau kita periksa dan hasilnya positif kita nyatakan positif," sambungnya.

Baca: Total 9 Orang Dirawat di Ruang Isolasi di RSPI Sulianti Saroso, 2 Orang Positif Virus Corona

Yurianto pun kembali menegaskan, seseorang yang masuk kriteria ODP masih dalam tahapan pemantauan untuk mewaspadai virus corona.

Oleh karena itu, belum dapat disimpulkan bahwa ODP tersebut terinfeksi virus corona.

"Jangan dimaknai orang dalam pemantauan itu dianggap semuanya sakit karena sebagian besar tidak sakit dan data ini semua sumbernya dari catatan imigrasi," terangnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas