Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menaker: Mayoritas Pengangguran Berpendidikan Tinggi, SMA Hingga Perguruan Tinggi

"Jadi yang nganggur itu yang pendidikannya tinggi, SMA sampai perguruan tinggi. Yang pendidikannya SMP ke bawah itu mau bekerja apa saja," katanya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Menaker: Mayoritas Pengangguran Berpendidikan Tinggi, SMA Hingga Perguruan Tinggi
Tribunnews/Herudin
Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziah saat diwawancarai secara khusus oleh Tribunnews di Kantor Kemnaker RI, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020). Wawancara tersebut terkait sejumlah isu yang berkembang seperti RUU Omnimbus Law dan pekerja migran Indonesia. Tribunnews/Herudin 

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) punya pekerjaan yang tidak mudah.

Ida Fauziyah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Baca: Pemerintah Dinilai Tidak Transparan soal Omnibus Law, Kemenakertrans: Masih Identifikasi Masalah

Ida mengungkapkan, angka pengangguran di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 7 juta jiwa.

Mayoritas pengangguran di Indonesia ini berpendidikan tinggi.

Menurut Ida Fauziyah, hal ini terjadi karena kompetensi yang dimiliki pengangguran berpendidikan tinggi tersebut tidak kompatibel dengan pasar kerja.

Hal ini diungkapkan Ida Fauziyah ketika Tribun Network mewawancarainya secara ekslusif di kantor Kemnaker, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Berita Rekomendasi

"Jadi yang nganggur itu yang pendidikannya tinggi, SMA sampai perguruan tinggi. Yang pendidikannya SMP ke bawah itu mau bekerja apa saja," katanya.

"Sementara yang pendidikannya tinggi tentunya ingin bekerja sesuai keahliannya tapi kompetensinya tidak diterima di pasar kerja," katanya menambahkan.

Selain itu, angkatan kerja yang bekerja di Indonesia dan luar negeri saat ini didominasi oleh masyarakat yang tingkat pendidikannya Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah atau low skill.

"57,5 persen, mereka itu pendidikannya SMP ke bawah. Untuk penempatan dalam negeri dan luar negeri, dengan tingkat pendidikan seperti itu mereka berada pada low skill," kata Ida Fauziyah.

Dengan profil demikian, berkaitan dengan dunia kerja, kompetisi dan produktivitas yang dihadirkan Indonesia di dunia internasional menjadi rendah.

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri pun mayoritas bekerja sebagai pekerja domestik.

Misalnya pekerja rumah tangga (PRT), yang tentunya tak memerlukan keahlian tertentu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas