Kronologi Lengkap Bocah 5 Tahun Dibunuh Siswi SMP, Ibu Korban Akui Anaknya Tak Dekat dengan Pelaku
Kasus pembunuhan yang didalangi remaja berusia 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta masih jadi perbincangan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan yang didalangi remaja berusia 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta masih jadi perbincangan.
Pasalnya pelaku yang berinisial NF (15) tega menghabisi nyawa bocah berusia lima tahun berinisial APA.
Ratna, Ibunda dari korban APA menuturkan secara lengkap kornologi dari sebelum anaknya hilang hingga ditemukan sudah tidak bernyawa.
Dari penuturan Ratna diketahui sang anak APA masih melakukan aktivitas di rumah pelaku siang hari.
Sejak pagi sampai sore dan waktu siang hari Kamis (5/3/2020) APA dan Ratna berada di rumah pelaku.
"Anak saya di situ masih main, masih dikasih makan sama ibu pelaku, saya masih di situ," kata Ratna kepada Karni Ilyas di acara ILC, TV One, Rabu (11/3/2020).
Baca: Otak Remaja SMP Pembunuh Bocah di Sawah Besar Diteliti untuk Tahu Penyebab Ia Minim Empati
Menurut pemaparannya, diketahui kediaman Ratna dan rumah pelaku bersebelahan.
Ratna dan ibu pelaku memilki usaha yang dijalankan bersama.
"Setengah empat sore saya nganter orderan lagi, itu terakhir kali saya dengar suara anak saya," tuturnya.
"Dia teriak-teriak 'Ibu ada anteran', karena saya masih di kamar mandi, 'Iya sebentar ibu masih di kamar mandi'," terangnya.
"Setelah saya keluar dari kamar mandi, saya ke tempat, ke rumah pelaku untuk mengambil orderan, untuk diantar," jelasnya.
"Setalah itu saya engga tahu lagi, engga ada anak saya," ucapnya.
Dari Sawah Besar, Jakarta, Ratna mengantar orderan makanan ke Kelapa Gading.
Ratna menuturkan, ia pergi dari pukul 15.45 hingga 17.00 WIB.
Mencari Sang Anak
Lebih lanjut, Ratna memaparkan sepulang dari mengantar orderan makanan, ia mencari sang anak.
Ia bahkan bertanya ke ibu pelaku saat itu.
Ibu pelaku mengatakan, APA tidak ada di rumahnya.
"Saya tanya, saya bilang sama ibu pelaku, ada APA? Katanya 'Engga ada, tadi katanya mandi'," papar Ratna.
"Ibu pelaku bilang itu, main air atau mandi saya juga kurang tahu," kata Ratna.
"Katanya bajunya basah tapi APA sudah keluar (dari rumah pelaku), sudah pulang," tambahnya.
Ratna lalu mencari APA di kediamannya, namun sang anak tidak ditemukan.
Ia lalu mencari ke rumah tetangga, tempat APA biasanya bermain.
Setelah mencari ke rumah tetangga dan tidak menemukan anaknya lagi, Ratna segera mencari APA ke rumah sang nenek.
Di rumah neneknya, keberadaan APA juga nihil.
"Sampai jam enam sore, Magrib, (APA) tetap engga ada. Saya telepon ayahnya," tuturnya.
"Ayahnya mencari, sampai tetangga (ikut) mencari, hingga pukul 02.00 WIB juga belum ketemu," kata Ratna.
"Sampai hari Jumat, pagi (6/3/2020) saya masih mencari keliling," lanjutnya.
"Saya takut dia mengikuti ondel-ondel atau topeng monyet itu, saya ngiter (berkeliling) mencari. Setelah dari situ jam 10-an polisi sudah sampai ke rumah pelaku," katanya.
Ratna menerangkan, Jumat pagi pukul 10.00 WIB, rumah pelaku terlihat ramai dan polisi sudah ada di tempat kejadian.
Pelaku Menyerahkan Diri
"Kata orang sih begitu, kalau bagi saya ,saya kurang tahu," tuturnya.
Saat Karni Ilyas menanyakan apakah tidak ada tanda-tanda keberadaan APA, Ratna mengatakan ada sandal di rumah pelaku.
"Memang sandal ada, anak saya memang seperti itu, suka meninggalkan sandal di situ. Terus dia ambil lagi sandal di rumah," terangnya.
Dalam pemikiran Ratna, hal tersebut sudah biasa saja.
Ia mengaku tidak memiliki prasangka atau pun pikiran negatif dengan rumah pelaku.
"Jadi saya enggak punya pikiran yang negatif atau gimana sama rumah itu, jadi saya pikir ya sudah dia main atau ke mana," terangnya.
Polisi Datang
Soal kedatangan aparat kepolisian ke rumah pelaku, Ratna mengaku tidak mengetahui sama sekali bahwa buah hatinya telah meninggal dunia.
"Belum (tahu) sama sekali, saya engga tahu kalau anak saya ada di situ, saya engga tahu," terangnya.
Menurut pemaparan Ratna, setelah polisi mendatangi rumah pelaku, ada satu warga yang mengatakan 'di lantai dua'.
Namun, saat Ratna mencari tahu lebih dalam, tidak ada yang memberinya penjelasan sama sekali.
"Tapi orang itu engga ngasih tahu, jadi saya kesal, langsung blank," katanya.
"Karena ada yang bilang 'mati' atau apa gitu di (lantai) atas itu," tambahnya.
"Pikiran saya, engga tahu harus bagaimana," katanya.
APA Ditemukan Meninggal
Karni Ilyas lantas menanyakan apakah Ratna tahu APA meninggal di rumah pelaku.
"Saya engga tahu juga, karena saya sudah blank pas jam 10 itu, karena ada yang bilang anaknya begini, begini, sudah ramai semua di rumah,"
"Saya engga bisa berpikir apa-apa lagi. Hanya saja dalam hati saya, anak saya masih hidup pada saat itu, anak saya masih hidup pada saat itu saya pikirnya," terangnya.
Mengenal Pelaku?
Saat ditanya soal apakah Ratna mengenal akrab pelaku yang membunuh anakya, Ratna mengaku tidak mengenal akrab.
"Dibilang kenal dekat sampai akrab juga engga sama pelaku tapi saya kenal dia.
Ratna menuturkan, selama ini, di matanya sang pelaku dikenal cukup baik.
"Kalau selama ini di mata saya dia cukup baik, dibilang kurang ajar engga. Tapi untuk nongkrong-nongkrong di lingkungan sekitar, dia engga. Di sekitar rumah jarang," terangnya.
Ratna mengaku, sang anak bahkan tidak dekat dengan pelaku.
Saat Ratna dan anaknya di rumah pelaku, APA bermain bersama adik tirinya yang seusia dengan APA.
"Kalau di mata saya biasa saja sama anak saya engga ada yang mencurigakan," terangnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.