Ahok Jadi Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Ini Tanggapan PA 212
Haikal Hassan menyatakan penunjukkan Ahok sebagai calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota baru sebagai hiburan karena Ahok kalah di Pilgub DKI Jakarta.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masuk dalam kandidat calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Dari empat kandidat yang sudah disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), nama Ahok banyak mendapat sorotan publik.
Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Haikal Hassan menanggapi masuknya Ahok menjadi calon pemimpin Ibu Kota baru.
Menurutnya banyak persoalan yang lebih penting daripada wacana pemindahan Ibu Kota.
Ia menambahkan permasalah seperti Jiwasraya, BPJS, Asabri dan Virus Corona harusnya mendapat perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini lebih banyak persoalan yang lebih penting di depan mata tapi masih ngurusin pindah Ibu Kota dengan mengusulkan tokoh kontroversi," ungkapnya.
Haikal Hassan memberikan sindiran jika penunjukkan Ahok sebagai hiburan atas gagalnya politis PDI-P tersebut dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.
"Apa mungkin ini sebagai penghiburan atas kekalahannya pak Ahok dan diberikan lagi yang tidak jadi Gubernur DKI jadi Gubernur Ibu Kota baru kalau itu yang terjadi silahkan."
"Awalnya kan dia gak jadi Gubernur DKI Jakarta, penghiburan setelah beberapa tahun. Jangan-jangan penghiburan," ungkapnya dilansir melalui YouTube Talk Show tvOne, Kamis (12/3/2020).
Baca: Rocky Gerung Baca Kemungkinan Ahok di 2024: Menandingi Anies Baswedan, Cuman Itu Rasionalnya
Kapitra Ampera mempertanyakan pernyataan Haikal Hassan.
Menurut Kapitra hingga saat ini Presiden Jokowi belum menunjuk Ahok menjadi Kepala Badan Otorita Ibu Kota baru.
"Kapan Presiden memutuskan Ahok jadi ketua Badan Otorita?," tanya Kapitra.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan kepada Haikal Hassan jika sampai saat ini Presiden Jokowi baru mengusulkan empat kandidat dan belum menunjuk satu diantara empat kandidat tersebut.
"Dari empat orang kandidat yang disiapkan bapak Presiden ini siapapun yang dipilih Presiden ini kan baru kandidat kalau nanti Preside memilih Ahok hanya satu kata Ahlan Wa sahlan Tholaa Badrun selamat datang memimpin Ibu Kota baru," ujar Ngabalin.
Dalam acara debat Dua Sisi di Tv One ini Haikal Hassan menjelaskan jika dulu pihaknya tidak pernah memprotes Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tapi ia mempermasalahkan pernyataan Ahok yang menista agama dengan menggunakan ayat Al-Quran surat Al-Maidah ayat 51.
"Setelah Jokowi jadi Presiden kemudian otomatis Ahok jadi Gubernut DKI kita tidak protes di sini negara pancasila. Kapan kita mulai protes pertama kali ketika dia mulai melecehkan Al-Maidah ayat 51," ujarnya.
Namun pernyataan tersebut dibantah oleh Ali Ngabalin.
Baca: Ahok Masuk Kandidat CEO Ibu Kota Baru, Pengamat Nilai Jokowi Ingin Korbankan BTP: Lihat Masa Lalu
Menurutnya banyak pihak menggunakan ayat Al-Quran untuk memasukkan Ahok ke penjara.
"Saya waktu itu bilang dimana konsep Ahok dan Al- Maidah 51 dimana dia jadi penista agama. Waktu itu saya bilang kalau dalam undang-undang iya. Tapi terlalu banyak ayat Al-Quran yang digunakan untuk menciderai orang itu adalah fakta," ungkap Ngabalin.
Fadli Zon menyela pembicaraan Ali Ngabalin dan menunjukkan sebuah foto.
Dalam foto yang ditunjukkan Fadli Zon terlihat Ali Ngabalin memegang sebuah poster bertuliskan 'Ahok Memecah Belah NKRI'.
Diketahui foto tersebut terjadi saat Aksi 212 di Monas yang menuntut Ahok untuk dipenjara karena dianggap menista agama.
"Ini saya dikasih ini," ucap Fadli Zon.
Ali Ngabalin terkejut melihat foto tersebut dan meminta Fadli Zon menunjukkan foto itu ke kamera.
"Saya tahu itu Fadli, dan kasih lihat itu kepada kamera," ucap Ali Ngabalin.
Fadli Zon mengaku mendapatkan foto tersebut dan menganggap orang yang didalam foto tersebut mirip dengan Ali Ngabalin.
"Ini ada yang mengirim berita seperti ini, ini orangnya mirip," ucap politisi partai Gerindra ini.
Sontok hal tersebut membuat Ali Ngabalin menaikkan suaranya ke Fadli Zon.
"Anda sebagai anggota DPR RI harus tahu dan harus mengerti," ujar Ngabalin.
Haikal Hassan membuat cair suasana dengan mengatakan bahwa foto tersebut mirip Ali Ngabalin.
Baca: Said Didu Sebut Alasan Jokowi Ingin Libatkan Ahok di Ibu Kota Baru: Saling Memegang Kunci
"Ngabalin ini," ujar Haikal Hassan.
Fadli Zon pun menanyakan apakah orang yang ada difoto Ali Ngabalin.
Ali Ngabalin pun mengiyakan.
"Bukan urusan Anda itu, Fadli itu saya, Anda menunjukkan itu Anda termasuk tidak dapat menunjukkan fakta, itu karena kebencianmu," ungkap Ngabalin.
Sebelumnya, Jokowi mengumumkan empat calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Selain Ahok, ada juga Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana.
"Kandidat memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjonegoro, dua Pak Ahok, tiga Pak Tuniyana, empat Pak Azwar Anas," ujar Jokowi dilansir melalui YouTube Kompas TV, Rabu (4/3/2020).
Menurut Jokowi, keputusan akan diambil dalam pekan ini.
Badan Otorita akan bertanggung jawab memimpin proses pemindahan dan pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
(Tribunnews.com/Faisal Mohay)