Imbas Pembatasan Operasional MRT Jakarta dan Transjakarta, Penumpang hingga Berdesak-desakan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi jam operasional dan armada Moda Raya Terpadu (MRT) serta Transjakarta.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi jam operasional dan armada Moda Raya Terpadu (MRT) serta Transjakarta.
Tak hanya itu, moda transportasi umum tersebut juga mengurangi jumlah penumpang.
Pembatasan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mendorong warga tidak melakukan interaksi hingga 14 hari ke depan.
Hal ini terkait dengan mewabahnya virus corona atau Covid-19 di Indonesia terutama di wilayah DKI Jakarta.
Para penumpang MRT Jakarta dan bus Transjakarta rela menunggu lama untuk bisa naik layanan angkutan umum tersebut.
Baca: Gejala Umum Virus Corona di Hari Pertama, Demam hingga Batuk Kering
Mereka juga harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya pada Senin (16/3/2020) pagi.
Karyawan sebuah perusahaan swasta di Jakarta, Annisa Putri (24) mengeluh atas keputusan yang diberlakukan pemerintah dalam membatasi transportasi umum.
"Sama saja bohong enggak sih, membatasi rute dan memperpanjang headway transjakarta."
"Tapi akhirnya malah bikin penumpang numpuk dan tidak ada social distancing?" protes Annisa Putri, Senin, dikutip Kompas.com.
Bukan hanya Annisa yang mengalami penumpukan penumpang dilayanan transportasi umum.
Seluruh penumpang transportasi umum di Jakarka hari ini ikut merasakan adanya pembatasan jam operasional dan armada angkutan umum.
Baca: Antrean di Stasiun Membeludak, MRT Jakarta Batasi 20 menit untuk Satu Armada
Antrean di MRT Jakarta Membeludak
PT MRT Jakarta melakukan pembatasan layanan untuk penumpang sesuai petunjuk Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Kebijakan ini malah menyebabkan antrean membeludak di beberapa stasiun MRT, Senin (16/3/2020) pagi.
Diketahui, calon penumpang membeludak di stasiun karena adanya kebijakan headway 20 menit untuk satu armada.
Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin menjelaskan atas kejadian penumpang yang membeludak di sejumlah stasiun MRT Jakarta.
Baca: Penjelasan PT MRT Soal Antrean Panjang Penumpang MRT, Jadwal Diubah karena Corona
Kamaluddin mengatakan pembatasan operasional MRT Jakarta hari ini dikarenakan untuk membatasi pergerakan di Ibu Kota.
Pembatasan operasional MRT Jakarta tersebut telah dikoordinasi dengan pemerintah sebelumnya.
Ia menambahkan, untuk operasional MRT Jakarta hari ini sebetulnya tidak diperuntukkan untuk umum.
Kamaluddin menyebut, pekerja yang diperbolehkan naik angkutan umum hanya pekerja medis ataupun pelayanan publik.
"Oleh karenanya, MRT Jakarta sebagaimana arahan pemerintah untuk angkutan umum di Jakarta pada hari ini sebetulnya difokuskan hanya khusus untuk pekerja yang masih perlu menangani penanganan Covid-19."
"Seperti pekerja medis, dan pelayanan publik yang memang tidak bisa dikerjakan dari rumah," ucap Kamal dalam keterangannya, Senin, dikutip Kompas.com.
Baca: Viral Video dan Foto Antrean Panjang Penumpang TransJakarta dan MRT, #Gubernurbodoh Jadi Trending
Lebih lanjut, ia mengatakan layanan angkutan umum pada hari ini tidak ditujukan untuk mobilitas pekerja normal ke kantor.
Sebelumnya, sudah diimbau bagi pekerja untuk bekerja dari rumah.
PT MRT Jakarta juga melakukan tindakan atas kejadian penumpukan penumpang di sejumlah stasiun.
Kamaluddin menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan evaluasi di empat stasiun pagi hari ini.
"Kami tengah melakukan evaluasi antrean calon penumpang memasuki 4 stasiun MRT kami pagi hari ini yaitu Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, Stasiun Cipete Raya dan Stasiun Dukuh Atas BNI."
"Sementara ini antrean di 9 stasiun MRT lainnya masih normal," jelasnya.
Baca: MRT Jakarta Lakukan Evaluasi Menyusul Antrean Penumpang Pagi Tadi
Anies Baswedan Batasi Penumpang MRT Jakarta
Sebelumnya diberitakan, Anies Baswedan telah memutuskan untuk membatasi jumlah penumpang di Stasiun MRT Jakarta
"Nanti di stasiun MRT ada pembatasan jumlah penumpangnya," ujarnya yang dikutip dari video siaran langsung di akun Facebook Pemprov DKI Jakarta, dikutip Tribunnews.com.
Anies menyebut pembatasan penumpang ini dilakukan untuk mengurangi potensi interaksi secara fisik.
Sehingga dapat mengurangi adanya penularan virus corona tersebut.
Selain itu, Anies menuturkan terkait jumlah penumpang di stasiun MRT Jakarta.
"Kapasitas 300 orang maksimum kan, nanti akan diisi oleh 60 orang per gerbong," jelasnya.
Baca: Antre di MRT, Fani Terpaksa Masuk Kerja Karena Tidak Ada Informasi Libur dari Perusahaan
Ini sekaligus juga sejalan dengan pesan yang disampaikan agar dunia usaha mulai melakukan kegiatan kerja secara jarak jauh melalui metode online.
Anies Baswedan juga mengatakan nantinya para calon penumpang dilakukan pemeriksaan suhu badan terlebih dahulu sebelum masuk di halte maupun stasiun.
"Sebelum memasuki halte dan satsiun akan dicek suhu tubuhnya," ujar Anies.
Anies menuturkan jika terdapat calon penumpang yang memiliki suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius akan ditempatkan di ruang isolasi tertentu yang telah disiapkan Pemprov DKI Jakarta.
Baca: Jarak Antre Penumpang Diatur, Kedatangan Kereta MRT di Stasiun Bundaran HI 40 Menit Sekali
"Kita juga akan memastikan hand sanitizer ada di mana-mana sehingga masyarakat yang dapat memanfaatkannya dengan baik,"jelas Anies.
Anies menegaskan langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah adanya penularan virus corona di Jakarta.
"Kami berharap seluruh masyarakat Jakarta dapat menaatinya, sehingga tidak ada penutupan di ibu kota," tegasnya.
"Karena masyarakat sudah mematuhi untuk berada di rumah," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani/Isnaya Helmi Rahma) (Kompas.com/Vitorio Mantalean/Ryana Aryadita Umasugi)