Butuh 3 Juta APD Sampai Bulan Mei, Presiden Minta Segera Perbanyak APD Produk Dalam Negeri
Stok APB terbatas, Presiden Jokowi meminta agar segera memperbanyak APD terutama adalah produk buatan dalam negeri.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto

Laporan yang diterima, lanjut Presiden, sampai saat ini stok APD makin terbatas.
Sedangkan dalam perhitungan menunjukan dibutuhkan kurang lebih 3 jutaAPD hingga akhir Mei.
“Dan untuk mendukung produksi APD saya juga minta diberikan kemudahan untuk bahan baku yang masuk dari impor, berikan kemudahan,” tambah Presiden.

Baca: London Lockdown, Abbey Road yang Sering Dikunjungi Turis Kini Dicat Ulang
Lebih lanjut, Presiden juga meminta dilakukan percepatan pengembangan yang mungkin negara lain juga banyak yang kekurangan.
Yakni mengenai alat ventilator.
“Agar ini juga bisa diproduksi di dalam negeri,” jelasnya.
Selain kebutuhan APD, Presiden juga meminta apotek dan toko kebutuhan pokok tetap dibuka.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi apabila nantinya pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial ekstrem yang disertai darurat sipil.
"Saya juga minta dan pastikan bahwa apotek dan toko-toko penyuplai kebutuhan pokok bisa tetap buka untuk melayani kebutuhan warga dengan tetap menerapkan protokol jaga jarak yang ketat," kata Jokowi.

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Presiden Jokowi menyebutkan, kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19 perlu dilakukan dengan skala lebih besar.
Ia juga meminta pembatasan sosial yang dikenal dengan sebutan physical distancing ini didampingi kebijakan darurat sipil.
"Saya minta kebijakan pembatasan sosial berskala besar, physical distancing, dilakukan lebih tegas, lebih disiplin, dan lebih efektif lagi," kata Jokowi.
"Sehingga, tadi sudah saya sampaikan bahwa perlu didampingi adanya kebijakan darurat sipil," tuturnya.
Ia pun meminta jajarannya segera menyiapkan payung hukum untuk menjalankan pembatasan sosial skala besar ini sebagai pegangan bagi pemerintah daerah.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)