LAPAN Benarkan Kualitas Udara di Indonesia Lebih Bersih Akibat Kebijakan WFH
Teknologi satelit yang dimiliki LAPAN dikatakan Heri Budi Wibowo dapat digunakan untuk mengetahui kadar kualitas udara hingga lapisan ozon
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Perubahan kualitas udara ini mirip dengan yang terjadi di China dan Eropa di saat wabah virus corona melanda.
Diakui Pemprov DKI
Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan kebijakan work from home atau bekerja di rumah demi menekan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Langkah tersebut memberikan efek positif bagi kualitas udara di Jakarta.
Baca: UPDATE: 413 Pasien Dirawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Sampai Hari ini, Meninggal 3 Orang
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih mengungkapkan kualitas udara di Jakarta mengalami perbaikan dalam beberapa minggu terakhir.
Ia mengakui bahwa bekerja di rumah menjadi salah satu faktor.
Selain bekerja di rumah, faktor hujan dan angin juga menambah perbaikan kualitas udara Jakarta.
"Hujan yang turun di Jabodetabek juga turut membantu tercucinya atmosfer dari polusi,” kata Andono dalam keterangan tertulisnya Selasa (31/3/2020).
Menurutnya berdasarkan pemantauan di lima Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, hasilnya menunjukan perbaikan kualitas udara.
Hal itu ditunjukan dari menurunnya kosentrasi parameter PM 2.5 atau partikel debu halus berukuran 25 mikrogram/m³ selama penerapan bekerja di rumah.
“Namun, penurunan ini juga konsisten dengan tingkat curah hujan. Ketika curah hujan tinggi, kosentrasi parameter PM 2.5 menunjukan penurunan dan ketika hari-hari tidak hujan, kosentrasi parameter PM 2.5 sedikit meningkat,” kata dia.
Selain itu, menurutnya arah angin juga berpengaruh terhadap polutan jenis PM 2.5 ini.
“Arah angin yang mengarah ke Ibukota juga mempengaruhi konsentrasi parameter PM 2.5,” kata dia.