Terungkap di Persidangan, Penusuk Wiranto Berencana Serang Tenaga Kerja Asing di Lebak
Hal itu diketahui dari dakwaan yang dibacakan jaksa di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat Kamis (9/4/2020).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa Syahrial Alamsyah alias Abu Rara membuat pengakuan terkait penusukan terhadap Wiranto, eks Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan (Menlopolhukam).
Abu Rara mengatakan sebelum menusuk Wiranto beberapa waktu lalu, dia berencana membuat teror kepada tenaga kerja asing dan mencuri toko emas di Labuan, Banten.
Hal itu diketahui dari dakwaan yang dibacakan jaksa di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat Kamis (9/4/2020).
Di dakwaan itu dibacakan bahwa sebelumnya kontrakan Abu Rara dikunjungi seorang anggota grup WhatsApp Pengusung Tauhid lainnya yakni Samsudin alias Abu Basilan.
Kunjungan di bulan Juni 2019 itu membicarakan tentang rencana amaliyah dengan membuat teror di sekitar wilayah mereka.
Di situ Abu Rara mengajak Abu Basilan untuk beramaliyah. Akhirnya Abu Basilan menyarankan untuk menyerang pekerja asing yang berkerja di PT Semen Merah Putih di Bayah, Lebak, Banten.
Bahkan mereka sudah berniat menyerang para pekerja di sebuah tanjakan dekat pabrik tersebut.
"Kalau mau melakukan amaliyah kita bisa cegat para pekerja asing di tengah jalan tepatnya di daerah jembatan," kata Jaksa di ruang sidang menirukan perkataan Abu Rara saat itu.
Di kontrakan itu, keduanya pun sempat bertukar pisau sebagai awalan niat berjihad. Abu Basilan memberi dua pisau kepada Abu Rara dan sebaliknya Abu Rara memberi satu pisau kepada Abu Basilan.
Selain berencana menyerang pekerja asing, mereka juga sudah berniat merampok toko emas di Labuan. Hal itu sebagai cara agar mereka mendapatkan uang untuk berjihad.
Tidak lama dari itu keduanya berbaiat secara mandiri di kediaman masing-masing.
Sampai akhirnya Abu Rara dan istrinya melakukan serangan tidak berencana kepada mantan Menkopolhukam Wiranto ketika tengah berkunjung ke Alun-alun Menes, Pandegelang, Banten, Kamis (10/10/2019).
Dari penyerangan tersebut, Abu Rara dan istrinya berhasil diamankan aparat kepolisian.
Ia pun ditahan di Rutan Khusus Teroris di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Penikam Wiranto Ternyata Juga Perintahkan Putrinya Serang Polisi
Sebelumnya diberitakan, Abu Rara, terduga teroris yang menusuk Menkopolhukam Wiranto, ternyata juga memerintahkan anaknya untuk melancarkan aksi terorisme.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, Abu Rara telah meminta sang anak untuk menyerang aparat kepolisian.
Anak Abu Rara juga dipersenjatai dengan jenis senjata sama seperti yang bersangkutan, yakni pisau kunai.
"Senjata yang digunakan untuk penyerangan itu ada 3, satu digunakan oleh Abu Rara sendiri, satu digunakan istrinya (FA), dan satu digunakan anaknya."
"Anaknya menggunakan pisau ini dan sudah diperintahkan oleh Abu Rara untuk melakukan serangan terorisme kepada kepolisian," jelasnya, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019).
Namun, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan, anak Abu Rara tak melakukan perintah ayahnya.
Sebab, anak berusia di bawah umur itu tidak memiliki keberanian.
"Tapi anaknya mengurungkan niatnya karena anaknya tidak berani."
"Yang berani (untuk melakukan serangan) itu adalah Abu Rara sendiri dan istrinya," ungkap Dedi Prasetyo.
Kini, dua pisau yang digunakan Abu Rara dan FA tengah diperiksa di Laboratorium Forensik (Labfor) oleh kepolisian.
"Dua pisau yang digunakan abu Rara dan istrinya saat ini lagi diperiksa di Labfor untuk memastikan sampel DNA-nya," terang Dedi Prasetyo.
Polisi menegaskan akan memberi sanksi pidana yang jauh lebih berat kepada Abu Rara dibandingkan terduga teroris lainnya.
"Kepada terduga teroris Abu Rara ini nanti akan dikenakan sanksi pidana yang jauh lebih berat, yakni tambahan sepertiga hukuman sesuai UU Tahun 2016," papar Dedi Prasetyo.
"Karena apa? Karena dia (Abu Rara) memerintahkan, mempengaruhi anak di bawah umur untuk melakukan serangan atau aksi terorisme," sambungnya.
Sebelumnya, SA (13), putri Syahril Alamsyah (31), penikam Menkopolhukam Wiranto, sempat berteriak saat tim Densus 88 Antiteror menggerebek rumah kontrakan ayahnya, Kamis (10/10/2019).
Rumah kontrakan Syahril Alamsyah beralamat di RT 04 RW 01, Kampung Sawah Gang Kenari, Desa/Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten.
Sekretaris RW 01 Kampung Sawah Yadi Suryadi mengatakan, Syahril Alamsyah memiliki anak perempuan dari hasil pernikahan sebelumnya.
Tak seperti Syahril Alamsyah, anak perempuannya itu lebih suka ke luar kontrakan.
Kontrakan Syahril Alamsyah berjejer dengan sembilan kontrakan lain.
Ada jalan sepetak yang membatasi kontrakan Syahril Alamsyah dengan kontrakan lain yang berada di depan.
Di jalan setapak itu lah, menurut Yadi, anak perempuan Syahril Alamsyah kerap bermain bersama keponakannya.
"Anaknya tidak disekolahkan, padahal anaknya tahfidz (hafal) Alquran, tapi tidak disekolahkan."
"Sering main sama masyarakat sini," ujar Yadi kepada Tribun Network, Kamis (10/10/2019) malam.
Saat kejadian penusukan di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, kemarin, menurut Yadi, SA berada di lingkungan sekitar.
SA tak mengetahui aktivitas Syahril Alamsyah dan istrinya, Fitri Andriani (21) di Alun-Alun Menes.
"Kalau bapaknya selama ini tertutup, paling ke luar kalau beli makan aja," ungkap Yadi.
Menurut informasi dari Yadi, Syahril Alamsyah memiliki dua anak, hasil pernikahan sebelum bersama Fitri.
Anak yang satunya lagi, dibawa mantan istri, sementara SA dibawa ke Kampung Sawah.
Pasca-kejadian dan aparat kepolisian melakukan penggeledahan di rumah Syahril Alamsyah, anak perempuannya itu sempat berteriak.
"Jangan siksa bapak saya, jangan siksa bapak saya," ucap Yadi mengulang proses kejadian.
Syahril Alamsyah, ucap Yadi, sehari-hari berdagang dan mengisi konten di radio online.
"Kerjanya radio online, jual celana, jual madu. Kalau istrinya tertutup," tutur Yadi.
Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31), penikam Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, dikenal menutup diri dari lingkungan sekitar.
Syahril tak pandai bergaul.
Ia lebih suka menutup diri dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya di RT 04, RW 01, Kampung Sawah Gang Kenari, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten.
"Tidak seperti masyarakat biasa," ujar Sekretaris RW 01 Kampung Sawah Yadi Suryadi (55) kepada Tribun Network, Kamis (10/10/2019).
Syahril tinggal bersama istrinya, Fitri Andriana (21), dan seorang anak hasil pernikahan sebelumnya.
Di lingkungan sekitar, Syahril lebih menutup diri.
Sehari-hari pintunya tertutup rapat. Ke luar rumah hanya untuk membeli makan.
Pernah Syahril ditegur oleh Yadi, lantaran tak pernah terlibat dalam renovasi masjid di Kampung Sawah.
"Dua hari yang lalu saya tegur untuk gotong royong renovasi masjid pas ketemu di jalan."
"Alasannya, mohon maaf masih ada kerjaan," ungkap Yadi.
Sementara, Yani, warga sekitar menceritakan, awalnya ia bersama suami dan anak, tengah heboh dengan kehadiran satu unit helikopter di Alun-Alun Menes, Kamis (10/10/2019) pagi.
Posisi Yani berjarak sekira 10 meter dari lokasi kejadian penusukan.
Siang itu, suasana di sekitar Alun-Alun ramai, karena adanya helikopter yang digunakan oleh Wiranto.
"Anak saya ingin lihat helikopter, karena dari kemarin jam 16.00 sudah ada helikopter," ujar Yani mengawali cerita.
Yani mengatakan, kejadian penusukan begitu cepat.
Begitu Wiranto turun dari mobil, Syahril dari arah belakang mobil mendekat, lalu menusuk Wiranto di perut kiri bagian bawah.
Sementara, Fitri diduga menusuk Kapolsek Menes Kompol Dariyanto, di punggung.
"Suami nusuk Pak Wiranto, Istrinya nusuk Kapolsek," tutur Yani.
Yani merupakan tetangga Syahril dan Fitri di Kampung Sawah Gang Kenari, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang.
Menurut Yani, pasutri itu sehari-hari berjualan pulsa.
"Sehari-hari jual pulsa. Orangnya jarang bergaul, jarang ke masjid."
"Lingkungan sekitar anggapanya pebisnis atau pedagang," jelas Yani.
Berdasarkan penuturan Yani, pasutri itu meninggalkan seorang anak.
"Anaknya masih sekolah dasar, perempuan, sama pakai cadar juga, tapi dari istri sebelumnya," beber Yani.
Sebelumnya, Wiranto ditusuk ketika turun dari mobil di Alun-alun Menes, Pandeglang.
Wiranto ditusuk menggunakan belati, saat hendak kembali ke Jakarta setelah berkunjung ke Pondok Pesantren Mathla'ul Anwar.
Wiranto diserang Syahril, seorang anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
Wiranto luka di bagian perut dan kini tengah mendapat perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta Pusat.
Berikut ini kronologi kejadian versi polisi, dalam keterangan tertulis yang diterima Wartakotalive.
Pukul 08.57 WIB Menkopolkam dan rombongan tiba di Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Wiranto disambut Kapolda Banten, Danrem 064/MY, Bupati Pandeglang Dandim 0601/Pdg, dan Kapolres Pandeglang.
Pukul 09.05 wib, Wiranto menuju Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten, Jalan Raya Labuan KM 23 Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Pandeglang.
Pukul 09.17 Wib, Wiranto tiba di Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten, Jalan Raya Labuan KM 23 Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Pandeglang.
Wiranto selanjutnya menghadiri peresmian gedung perkuliahan Universitas Mathlaul Anwar.
Acara itu dihadiri Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir, dan Wakapolda Banten Brigjen Tomex Kurniawan.
Lalu, Danrem 064/MY Kolonel Inf Widiyanto, Dandenpom lll/4 Mayor Cpm Rukwan Hadi, Bupati Pandeglang Irna Narulita, dan Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutriyanto Amstono.
Ada juga Dandim 0601/Pandeglang Letkol Inf Denny Juwon Pranata, dan Danyon 320/BP Letkol Inf Faurizal Noerdin
Pada pukul 11.30 Wib, Menkopolhukam meninggalkan Unma menuju Alun-alun menes, dan tiba pada pukul 11.50 Wib.
Tiba-tiba dari arah belakang, Syahrial Alamsyah menusuk Wiranto hingga tersungkur.
Pelaku langsung diamankan di Polsek Menes dan dimintai keterangan.
Pukul 11.55 Wib, Menkopolhukam tiba di Klinik Menes Medical Center, untuk mendapat pertolongan
10. Pukul 12.00 Wib, Menkopolhukam dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang.
Pelaku Penusukan :
1. FITRI ANDRIANA BINTI SUNARTO, kelahiran Brebes, 5 Mei 1998.
Agama Islam, alamat Desa Sitanggai, Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Pelaku saat ini mengontrak rumah di Kampung Sawah, Desa/Kecamatan Menes, Pandeglang.
2. SYAHRIL ALAMSYAH alias ABU RARA, kelahiran Medan, 24 Agustus 1988.
Beralamat di Jalan Syahrial VI No 104 LK, Ds, Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.
Selain Wiranto, korban luka adalah Kapolsek Menes Kompol Dariyanto, dan pria bernama Fuad.
Wiranto mengalami luka di bagian perut, Kompol Dariyanto di bagian punggung, dan Fuad terluka di dada sebelah kiri atas.
Pelaku disebut melakukan aksinya menggunakan gunting. (m24/Vincentius Jyestha)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Terungkap, Penusuk Wiranto Telah Berencana Serang Tenaga Kerja Asing di Lebak dan Rampok Toko Emas