Cerita Ika Dewi, Sopir Ambulans Perempuan Garda Terdepan Penanganan Virus Corona
Meski begitu, Ika mengaku memiliki tanggung jawab untuk membantu pasien dari awal hingga akhir
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Bahkan Syam mengaku sejak Covid-19 mewabah di Ibu kota ia dapat mengantar puluhan jenazah untuk dimakamkan.
"Kami memang sejak ada wabah ini jadi lebih banyak kerjaan, karena kami harus mengurus jenazah penyakit menular seluruh DKI Jakarta," ujarnya.
"Dan kami harus terima telepon, frekuensinya tambah banyak. Satu hari makamkan puluhan (jenazah Covid-19)," imbuhnya.
Ia pun tak mengelak memiliki rasa khawatir setiap mengantarkan jenazah-jenazah tersebut.
Namun, Syam mengaku lebih sedih melihat bertambahnya pasien Covid-19 yang meninggal setiap harinya.
"Pertama itu memang tugas dan kami harus menjalankan itu, kalau rasa khawatir memang ada, manusiawi itu," tegas Syam.
"Tetapi dari hari ke hari karena bertambahnya yang meninggal, itu yang membuat kami sedih," imbuhnya.
Mendengar pernyataan Syam, Najwa Shihab atau yang akrab di sapa Nana ini mengajukan pertanyaan terkait masih banyaknya publik yang belum sadar akan bahaya Covid-19.
"Rasa khawatir itu juga bertambah karena publik secara umum belum menyadari bahayanya pandemi ini ya Pak Syam?" tanya Najwa.
Mendengar pertanyaan tersebut, Syam kemudian mengungkapkan kegeramannya melihat jalanan di DkI Jakarta masih ramai.
"Iya seharusnya mereka tahu Mbak Nana jalanan Jakarta itu masih penuh, masih macet, seharusnya mereka tahu apa yang kami kerjakan sekarang, kami memakamkan jenazah-jenazah yang tiap hari bertambah," tegas Syam.
"Tolong ikuti instruksi dari pemerintah diam di rumah, kurangilah pekerjaan kami, sedih lihatnya tiap hari," sambungnya.
Lebih lanjut dengan nada gusar, Syam mengaku ingin sekali teriak di jalan untuk menyadarkan masyarakat akan bahayanya virus ini.
"Saya ingin pakai tronton teriak di jalanan kepada masyarakat 'ayo tolong kalian diam di rumah, tolong ikuti instruksi pemerintah'," kata Syam.