Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inspeksi ke Pasar Induk Beras Cipinang, Mendag: Harga Beras Secara Nasional Sangat Stabil

Dia menjelaskan, stok beras nasional dalam menghadapi puasa dan Lebaran saat ini tersedia sebanyak 3,38 juta ton.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Inspeksi ke Pasar Induk Beras Cipinang, Mendag: Harga Beras Secara Nasional Sangat Stabil
HO/Istimewa/WartaKota
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto memantau ketersediaan stok bahan pokok ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBJ) dan PT. Food Station Tjipinang Jaya di Jakarta pada Kamis (16/4/2020). 

Harga Beras Stabil

Seiring dengan stabilnya stok beras, harga beras secara nasional diungkapkannya kini satbil.

Harga beras medium rata-rata sebesar Rp 10.800 per kilogram, stabil dibandingkan minggu lalu, dan naik sebesar 1,89 persen dibandingkan bulan lalu.

Harga tertinggi terjadi di Bulungan, Tanjung Selor sebesar Rp 13.429 per kilogram, sedangkan harga terendah tercatat di Jambi, yakni sebesar Rp 9.000 per kilogram.

Sementara itu, harga rata-rata beras premium tercatat sebesar Rp 12.400 per kilogram, relatif stabil dibandingkan minggu lalu, dan bulan lalu.

Harga tertinggi terjadi di Pekanbaru sebesar Rp 14.656 per kilogram dan terendah di Banda Aceh sebesar Rp 10.667 per kilogram.

Stabilnya harga pasar diungkapkan Agus Suparmanto lantaran terobosannya dengan memotong mata rantai distribusi beras sukses dilakukan.

Berita Rekomendasi

Terobosan tersebut tertuang dalam Permendag No 24 T atau Berasahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian untuk Gabah atau Beras.

Dalam beleid tersebut, Kemendag menetapkan Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani seharga Rp 4.200 per kilogram dan di tingkat penggilingan sebesar Rp 4.250 per kilogram.

Sedangkan Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat Penggilingan seharga Rp 5.250 per kilogram dan di Gudang BULOG seharga Rp 5.300 per kilogram.

Sementara untuk beras harga pembelian pemerintah di gudang BULOG seharga Rp 8.300 per kilogram.

Lewat langkah tersebut, harga beras katanya menjadi terjangkau masyarakat, sehingga tidak memicu inflasi pada komoditas beras.

Selain itu, pedagang tidak menaikkan harga eceran tertinggi (HET) bagi konsumen akhir, tetapi dengan menaikkan harga pembelian pemerintah di tingkat petani.

"Dengan demikian, di hulu terjadi peningkatan kesejahteraan sedangkan di hilir harga tetap stabil," jelas Agus Suparmanto.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas