Peringati Hari Kartini di Tengah Pandemi, Sri Mulyani Tulis Pesan untuk Para Wanita & Tenaga Medis
Hari ini, Selasa (21/4/2020), rakyat Indonesia memperingati Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, Selasa (21/4/2020), rakyat Indonesia memperingati Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pesan refleksi Hari Kartini di tengah pandemi virus corona yang tengah melanda Indonesia.
Pesan itu disampaikan Sri Mulyani dalam sebuah postingan yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @smindrawati.
Sri Mulyani menceritakan soal RA Kartini yang saat itu harus dipingit di rumah karena adat istiadat.
Namun, menurut Sri Mulyani, hal itu tidak menghalangi Karitini untuk memperjuangkan nasib perempuan Indonesia.
"Satu abad lalu, Kartini sebagai perempuan dipingit di rumah karena adat istiadat.
Dinding rumah tidak menjadi penghalang bagi Kartini untuk memperjuangkan dan peduli akan nasib perempuan dan anak-anak untuk maju," tulis Sri Mulyani.
Sri Mulyani kemudian membandingkan hal itu dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
Seperti diketahui, masyarakat Indonesia saat ini diharuskan untuk tetap berada di rumah lantaran wabah virus corona yang telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia.
Baca: Hari Kartini, Pimpinan Perempuan KPK Titip Pesan Antikorupsi
Baca: Khofifah hingga Yuni Shara Beri Ucapan Hari Kartini, Ajak Perempuan Saling Bantu Hadapi Corona
"Hari ini kita harus tinggal di rumah karena Covid-19, kita dapat mencontoh semangat Kartini, meski di rumah.
Yo can always do good think for your family, your community and your country. Never try to find any excuse to do good things for others," tulisnya.
Tak hanya itu, dalam momen Hari Kartini ini, Sri Mulyani juga memberikan apresiasi untuk para tenaga medis yang tengah berjuang dalam penanganan pasien virus corona.
Menurut Sri Mulyani, para tenaga medis seperti dokter, perawat dan pekerja rumah sakit bekerja memiliki tugas mulia.
Yakni berjuang untuk menyelamatkan jiwa manusia dan mengesampingkan risiko bagi dirinya sendiri.