Di Balik Polemiknya, Ruangguru Adalah Perusahaan Penanaman Modal Asing Asal Singapura
Pramono Anung menyatakan, keterlibatan Ruangguru dalam program Kartu Prakerja sudah sesuai aturan.
Editor: Choirul Arifin
Dia merupakan pendiri dan managing partner perusahaan modal ventura bernama East Ventures. Bersama Batara Eto, dan Taiga Matsuyama, Willson mendirikan East Ventures tahun 2009.
Berdasarkan penjelasan di situsnya, tahun 2019, East Ventures, melalui EV Growth, berhasil menjaring dana investasi sekitar US$ 250 juta. Dana tersebut antara lain disuntikkan ke Ruangguru, Sociolla, Shopback, Koinworks dan sejumlah start up lain.
Selain di perusahaan tersebut, East Ventures juga berinvestasi di Tokopedia, Traveloka, maupun Tech in Asia dan IDN Media. Ke depan, “Kami berencana menyalurkan US$ 325 juta untuk startup Asia Tenggara, untuk perusahaan tahap awal (seed stage) maupun tahap lanjutan (growth stage),” tulis Willson, Desember 2019.
Di luar nama Willson, ada nama Ashish Saboo yang tercatat menjabat komisaris Ruang Raya. Dia merupakan Managing Director General Atlantic (GA) untuk Indonesia.
Pria berkewarganegaraan India ini boleh dibilang sudah tak asing dengan Indonesia.
Sebelum bergabung dengan GA, Saboo menjabat Direktur Pengembangan Bisnis CT Corpora, grup usaha milik Chairul Tandjung, selama 12 tahun.
Dia juga sempat menjabat Executive Director Pricewaterhouse Coopers (PwC) Jakarta.
Oh, iya. GA adalah sebuah firma pemodal swasta (private equity) yang berbasis di New York, Amerika Serikat.
Tahun lalu, bersama East Ventures dan GGV Capital asal Amerika, GA membenamkan US$ 150 juta ke Ruangguru.
Nama terakhir yang duduk di Komisaris Ruang Raya adalah Seah Kian Wee.
Pria berkewarganegaraan Singapura ini merupakan Chief Executive Officer (CEO) dan Managing Director Uob Venture Management Pte Ltd (UOBVM).
Tahun 2017, UOBVM, anak usaha United Overseas Bank Limited Singapura, berinvestasi ke Ruangguru melalui pendanaan Seri B, tanpa menyebutkan nilainya.
Namun berdasarkan berita Dealstreet Asia yang dikutip oleh Tech In Asia, UOBVM membenamkan dana sekitar US$ 7 juta hingga US$ 8 juta ke Ruangguru.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Polemik baru: Ruangguru ternyata perusahaan asing dari Singapura