Jangan Cuma Mundur, Belva Devara Disarankan Tarik Ruangguru dari Mitra Kartu Prakerja
Untuk itu, Karyono menyarankan Belva Devara sebagai CEO Ruangguru untuk mengundurkan diri sebagai mitra Kartu Prakerja
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengapresiasi langkah Belva Devara yang mengundurkan diri dari posisi staf khusus milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, Karyono menilai, pengunduran diri pria yang memiliki nama lengkap Adamas Belva Syah Devara tak serta merta menyelesaikan polemik di tengah masyarakat terkait program Kartu Prakerja.
Pasalnya, perusahaan Ruangguru di bawah kepemimpinan Belva Devara menjadi mitra Kartu Prakerja.
"Terpilihnya Ruangguru sebagai salah satu dari delapan perusahaan yang terlibat dalam program pelatihan Kartu Prakerja dengan alokasi anggaran 5,6 triliun untuk 5,6 juta penerima manfaat Kartu Prakerja akan tetap menjadi ganjalan di mata publik meski Belva telah mengundurkan diri," kata Karyono saat dihubungi Tribunnews, Kamis (23/4/2020).
Untuk itu, Karyono menyarankan Belva Devara sebagai CEO Ruangguru untuk mengundurkan diri sebagai mitra Kartu Prakerja.
Sehingga, polemik di masyarakat bisa selesai.
"Ruangguru juga mengundurkan menjadi mitra pemerintah khusus untuk proyek pelatihan Kartu Prakerja ini, agar persoalannya 'clear," jelas Karyono.
Karyono juga langkah Adamas Belva Syah Devara yang mengundurkan diri dari posisi staf khusus milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tepat.
Menurut Karyono, sikap Belva yang memilih mundur sebelum diberhentikan presiden merupakan salah satu bentuk pertanggung jawabkan moral kepada publik.
"Langkah itu mencerminkan sikap 'tepo saliro' menenggang perasaan orang lain. Setidaknya, menjaga perasaan publik dan wibawa Presiden Jokowi dari tudingan tidak sedap yakni memanfaatkan posisi kekuasaan untuk kepentingan pribadi," kata Karyono.
Belva Devara Resmi Undur Diri
CEO Ruang Guru yang juga Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), Belva Devara menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai staf khusus Jokowi.
Belva telah mengirimkan surat pengunduran diri per 15 April 2020.
Surat tersebut telah disampaikan langsung ke Jokowi pada 17 April 2020.
Baca: Pengganti Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Dinilai Kandidat Terkuat jika Kondisi Pemimpin Korut Memburuk
Baca: Kisah Korban Maafkan Lalu Bantu Pelaku yang Mencuri karena Anak dan Istri Belum Makan
Baca: Deretan Fakta Unik Daijoubu, Kata yang Sering Diucapkan Orang Jepang
Belva menyatakan mundur setelah polemik keterlibatan Skill Academy by Ruang Guru dalam Program Kartu Pra Kerja.
"Saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19," tulis Belva melalui laman Instagramnya pada Selasa (21/4/2020).
Meski demikian, Belva menyatakan keyakinannya yang tidak ada masalah dengan keterlibatan Ruang Guru, yang dia pimpin, dalam program Kartu Prakerja. Menurutnya, kebijakan itu sudah sesuai dengan aturan.
"Seperti yang telah dijelaskan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja," kata Belva Devara.
Belva Devara menjelaskan, surat pengunduran diri dibuat pada 15 April 2020. Kemudian langsung diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sosok Belva
Belva menyelesaikan sarjana di NTU, dan melanjutkan pendidikan magister di dua universitas yakni Stanford University dan Harvard university.
Bersama koleganya, Iman Usman, Belva Devara pada 2014 silam mendirikan Ruang Guru, perusahaan teknologi yang berfokus pada layanan berbasis pendidikan.
Tahun 2016, usai menyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat, Belva memutuskan untuk kembali ke tanah air dan fokus membesarkan Ruangguru bersama Iman Usman.
Dengan usahanya, Ruangguru berkembang pesat dari platform pendidikan kecil menjadi startup teknologi edukasi terbesar di Indonesia yang menjangkau lebih dari 15 juta siswa di seluruh Indonesia dan 300.000 guru.
Tahun 2017, Ruangguru pernah mendapat kucuran pendanaan seri B senilai SGD 7 miliar dari lembaga investasi Bank UOB, dan tahun 2018 mendapatkan pendanaan hibah dari program MIT Solve yang ditujukan untuk program Ruangguru Digital Bootcamp.
Aplikasi Ruangguru bahkan pada tahun 2019 menjadi aplikasi belajar terpopuler berdasarkan Google Play User’s Choice Award 2018 dan memperoleh rating tertinggi untuk aplikasi belajar di Indonesia, dengan rating 4.7/5.
Polemik
Polemik muncul ketika keterlibatan Skill Academy by Ruang Guru dalam Program Kartu Pra Kerja. Sejumlah pihak pun mengkritik karena diduga ada "kepentingan" di sana.
Baca: PKS Tolak Bahas RUU Cipta Kerja di Tengah Pandemi Corona
Satu di antaranya kritik datang dari Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nasidik.
Ia menyinggung keterlibatan aplikasi Ruangguru yang didirikan oleh salah satu staf khusus Jokowi, Adamas Belva Syah Devara, di program kartu Prakerja.
Baca: Update Link Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI Edisi Rabu 22 April: Berikut Materi & Jadwalnya
"Perusahaan yang dipimpin stafsus Milienial Presiden jadi salah satu mitra pemerintah dalam menjual pelatihan online bagi peserta kartu Prakerja. Total anggaran dari negara: Rp 5,6 Triliun," cuit Rachland dalam akun Twitternya, Rabu (15/4/2020) lalu.
Ruangguru sebenarnya pada 20 Maret telah mengumumkan unit usahanya yang diberi nama 'Skill Academy' by Ruangguru resmi ditunjuk sebagai salah satu mitra resmi kartu Prakerja di laman situs resminya. Peserta dapat memilih program pelatihan onlineyang tersedia di platform tersebut.
Ruangguru adalah salah satu perusahaan yang menjadi fasilitator pelatihan Kartu Prakerja yang memiliki anggaran Rp 5,6 triliun.
Ada delapan perusahaan yang digandeng pemerintah untuk proyek Kartu Prakerja. Maka, jika dibagi rata, masing-masing perusahaan berpotensi meraup Rp 700 miliar.
Selain itu, harga kursus yang ditawarkan oleh platform tersebut juga dinilai terlalu tinggi. Ekonom muda Indef, Bhima Yudhistira, pun pernah menantang Staf Khusus Presiden sekaligus bos Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara, untuk berdebat terkait dengan program Kartu Prakerja.
Baca: Perdana Menteri Jepang Dikritik karena Kirim Masker Kotor dan Ada Serangganya pada Warga
“Saya melihat secara pribadi model pelatihan online itu banyak yang overprice. Materi dari pelatihan online yang ini juga menurut saya bisa lebih baik di YouTube daripada Kartu Prakerja, misalkan cara membuat kroket keju itu kan semua tersedia di YouTube,” kata dia seperti dikutip dari laman Kompas.com.
Lebih rinci, ia mengatakan, jika per orang diberi Rp 1 juta dengan target Kartu Prakerja sebanyak 5,6 juta korban PHK, maka totalnya adalah Rp 5,6 triliun.
Nominal ini, jika diberikan dalam bentuk tunai, dinilai akan lebih membantu korban PHK untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Ia menyarankan agar pemerintah lebih berpikir jangka panjang untuk menghemat anggaran pada masa pandemi Covid-19 ini dengan menggandeng platform pelatihan gratis ataupun kampus-kampus yang menyelenggarakan pelatihan gratis.