Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Raja Salman Sedih Melihat Suasana Ramadan yang Sepi di Tengah Wabah Corona

Arab Saudi adalah tempat Kabah di Masjidil Haram yang merupakan tempat suci dan kiblat umat Islam sedunia.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Raja Salman Sedih Melihat Suasana Ramadan yang Sepi di Tengah Wabah Corona
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz Al Saud melakukan shalat tahiyatul masjid di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (2/3/2017). Raja Salman berada di Masjid Istiqlal bersama Presiden Joko Widodo dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kenegaraan Raja Salman di Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, ARAB SAUDI - Tahun ini, muslim di seluruh merayakan Ramadan.

Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini muslim di seluruh dunia merayakan Ramadan di tengah wabah corona atau covid-19.

Perayaan Bulan Suci Ramadan 1441 H atau 2020 dimulai di tengah pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena wabah Virus Corona atau Coronavirus (Covid-19).

Negara-negara di seluruh dunia telah menerapkan penguncian (lockdwon) dan penerapan aturan jarak sosial atau social distancing dan physical distancing yang ketat.

Pembatasan itu dilakukan untuk menekan penyebaran Virus Corona yang mematikan itu.

Raja Salman bin Abdul Aziz dari Arab Saudi mengaku sangat bersedih melihat perayaan Ramadan di sejumlah negara tahun ini yang sangat tidak seperti sebelumnya. 

Arab Saudi adalah tempat Kabah di Masjidil Haram yang merupakan tempat suci dan kiblat umat Islam sedunia.

Berita Rekomendasi

Raja Salman mengatakan bahwa dia sedih karena umat Islam tidak bisa Shalat Tarawih atau Salat Tarawih bersama di masjid-masjid.

"Saya sedih bahwa bulan suci tiba di tengah-tengah keadaan yang membuat kami tidak dapat melakukan doa bersama dan tarawih di masjid karena tindakan pencegahan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat dalam memerangi pandemi Virus Corona," kata Raja Salman.

Dia mengatakan itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh SPA sebagaimana ditulis Dailymail.co.uk.

Namun demikian, tradisi sedang dilakukan di seluruh dunia untuk menandai dimulainya perayaan.

Muslim yang taat melakukan puasa atau menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga senja selama Ramadan dan berkumpul dengan keluarga untuk berbuka puasa di malam hari.

Ramadan juga merupakan bulan doa di mana umat Islam secara tradisional berkumpul dalam jumlah besar di masjid-masjid, terutama di malam hari.

Tetapi karena Coronavirus, hampir semua negara mayoritas Muslim telah menutup masjid dan meminta orang untuk salat di rumah selain memberlakukan jam malam untuk membatasi penyebaran virus yang mematikan itu.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas