Soal Kasus Ravio, Mahfud: Mari Kita Sama-sama Belajar untuk Hati-hati Membuat Pernyataan Provokatif
Menteri Koordinator Bidang Polhukam, Mahfud MD turut bergembira dengan dibebaskannya aktivis Ravio Patra oleh kepolisian.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Polhukam, Mahfud MD turut bergembira dengan dibebaskannya aktivis Ravio Patra oleh kepolisian.
Sebelumnya Ravio ditangkap dan diperiksa oleh kepolisian karena dugaan penghasutan.
"Pertama saya mengucapkan turut bergembira lah yah, bahwa saudara, Ravio Patra sudah dibebaskan, sudah melalui proses-proses yang agak mengkhawatirkan untuk sebagian orang," kata Mahfud, Sabtu, (25/4/2020).
Menurut Mahfud kasus Ravio menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama dalam menyampaikan atau membuat pernyataan.
Sehingga tidak memprovokasi masyarakat lainnya.
"Tapi mari kita sama-sama belajar untuk masyarakat sipil, untuk masyarakat supaya juga berhati-hati membuat pernyataan-pernyataan yang provokatif, harus jujur lah sekarang di tengah-tengah masyarakat itu banyak sekali berita-berita yang sangat provokatif mengajak masyarakat ini ribut," katanya.
Selain itu Mahfud juga meminta masyarakat untuk untuk menjaga gadget atau HP- nya sehingga tidak mudah diretas oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.
"Karena biasanya orang yang brutal itu kalau ingin menyembunyikan diri salah satunya dengan cara meretas punya orang," katanya.
Selain itu, menurut Mahfud, kasus Ravio merupakan pelajaran bagi aparat keamanan. Meskipun dalam kasus ini aparat sudah menahan diri dan hati-hati dalam mengungkap kasus tersebut.
"Kita tentu akan menahan diri juga menahan diri sampai kita mengatakan kalau tidak ada bukti yang kuat, ya anggap saja itu sebagai kritik, tapi, sudah membahayakan pancing dulu, ambil siapa ini yang membuat, nah mungkin nanti akan muncul yang membuat, tetapi itu dalam rangka kehati-hatian saja," ujarnya.
Pemerintah, kata Mahfud, juga sadar bahwa demokrasi itu meniscayakan adanya kritik.
"Kritik itu tidak dibunuh tapi diantara gelombang kritik itu tidak dapat dipungkiri ada orang yang memang mau merusak, tidak pernah mau membuat penilaian yang objektif," pungkasnya