3 Pemudik yang Dikarantina di Rumah Hantu Mengaku Lihat Makhluk Tak Kasat Mata
Ketika menjalani karantina di rumah tersebut mereka seringkali diganggu dengan makhluk tak kasat mata.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Tiga orang pemudik di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah, tidak tahan saat menjalani karantina di rumah 'hantu' di desa setempat.
Alasannya, ketika menjalani karantina di rumah tersebut mereka seringkali diganggu dengan makhluk tak kasat mata.
"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Kepala Desa Sepat, Mulyono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Baca: Sektor Pariwisata Lumpuh Total, Karyawan Travel Ini Terpaksa Terima Gaji Dipotong 30 Persen
Baca: Indonesia Dapat Sumbangan 77,49 Juta Dolar AS dari 9 Negara
Karena tidak tega dengan kondisi anaknya itu, bahkan orangtua mereka meminta agar anaknya kembali diberi kesempatan agar dapat melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.
Ketiga pemudik tersebut akhirnya diizinkan pulang untuk menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing setelah ada komitmen untuk melakukan pengawasan dari orangtua mereka.
"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.
Baca: Sumaji Mendadak Meninggal Saat Antarkan Keluarga Sutiyo Depan Lampu Merah Jalan Raya Madiun-Surabaya
Mulyono mengatakan, ketiga pemudik yang menjalani karantina mandiri di rumah hantu tersebut masing-masing diketahui baru pulang dari Jakarta, Lampung, dan Kalimantan.
Sebelumnya, mereka sudah diminta menjalani karantina mandiri di rumah.
Namun karena tidak tertib, mereka akhirnya dijemput paksa tim Satgas Covid-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu tersebut.
Rumah hantu, dijelaskan Mulyono, sengaja disiapkan pemerintah desa dan tim Satgas Covid-19 Desa Sepat bagi para pemudik yang tidak tertib menjalani karantina mandiri di rumah.
Rumah hantu yang disediakan untuk karantina bagi pemudik bandel tersebut memanfaatkan bangunan bekas gudang tas.
Gudang tas ini sudah sekitar 10 tahun dibiarkan kosong.
"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," ungkap dia.
Karena itu ia berharap, dengan upaya yang dilakukan tersebut dapat meningkatkan kepatuhan warganya saat melakukan karantina mandiri di rumah, khususnya bagi mereka yang baru tiba dari luar daerah.
Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Robertus Belarminus
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Baru Beberapa Hari Jalani Karantina Mandiri di Rumah Hantu, 3 Pemudik Menangis Ketakutan"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.