Jelang Musim Kemarau, BMKG Sarankan Pemerintah Rencanakan Upaya Pencegahan Karhutla
Saepudin mengatakan, pencegahan karhutla dapat dilakukan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC)
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang musim kemarau yang diprediksi jatuh bulan Agustus, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyarankan kementerian dan lembaga terkait untuk mengambil sikap sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Disarankan kementerian/lembaga terkait lainnya segera merencanakan berbagai upaya pencegahan dan penanganan karhutla di daerah rawan," ujar Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, dalam konpers dengan BNPB via Zoom, Jumat (8/5/2020).
Baca: Agustus Diprediksi Puncak Musim Kemarau, BMKG: Sumatera dan Kalimantan Rawan Karhutla
Saepudin mengatakan, pencegahan karhutla dapat dilakukan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Hanya saja pencegahan itu paling tepat dilakukan pada saat peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Alasannya, kata dia, ketika periode tersebut bibit awan masih banyak.
Sehingga masih dapat disemai untuk jadi hujan untuk membasahi lahan gambut.
"Kami merekomendasikan jika diperlukan TMC dalam kondisi karhutla ini, maka waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut adalah saat periode peralihan musim hujan ke musim kemarau," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus.
Namun, Saepudin mengatakan awan musim kemarau diperkirakan sudah nampak pada bulan Mei 2020.
"Awan musim kemarau tahun ini sebagian besar sudah mulai menjelang di awal Mei ini. Kami prediksi, puncak kemarau tahun ini adalah di bulan Agustus dengan frekuensi jumlah wilayah antara lebih dari 64 persen," ujar Saepudin, dalam konpers dengan BNPB via Zoom, Jumat (8/5/2020).
Adapun ada daerah yang diperkirakan mengalami kemarau lebih kering dari kondisi normal atau biasanya.
Daerah tersebut mencakup wilayah Sumatera.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.