Pandemi Covid-19, Para Duta Besar Diharapkan Fokus Bekerja di Bidang Ekonomi
Gerry Hukubun mengatakan, peran duta besar saat ini harus lebih dipusatkan ke bidang ekonomi, seiring kemajuan teknologi global.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta besar Indonesia yang tersebar di seluruh dunia diharapkan tidak hanya menjadi duta perdamaian saja di tengah pandemi Covid-19, tetapi turut memaksimalkan perekonomian dalam negeri di kancah internasional.
Dewan Kehormatan Partai Hanura, Gerry Hukubun mengatakan, peran duta besar saat ini harus lebih dipusatkan ke bidang ekonomi, seiring kemajuan teknologi global.
"Beberapa kali saya mendengarkan pidato Presiden Jokowi, di era saat ini bukan negara besar yang mengalahkan negara kecil, melainkan negara cepat yang mengalahkan negara lambat," kata Gerry kepada wartawan, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Baca: PSBB di Masa Pandemi Covid-19, Pasar Baru Masih Ditutup Portal
Baca: Travel Blogger Rian Budi Santoso Galang Dana untuk Masyarakat Terdampak Pandemi Covid-19
Menurutnya, peran tersebut berada di pundak duta besar Indonesia di seluruh dunia, yang diberi kewenangan penuh dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya secara maksimal.
"Dengan peran yang begitu besar dan sangat, sudah barang tentu tugas seorang duta besar seharusnya sangat besar dalam mempengaruhi iklim politik dan ekonomi dinegara asalnya," paparnya.
Gerry menyebut, duta besar merupakan jabatan karir dan juga jabatan politik, sehingga akan lebih mudah mencari orang-orang yang berpotensi dapat menjalankan fungsi sebagai duta investasi maupun duta ekspor di negara yang ditempatkan.
"Talenta seseorang dalam menjalankan sebuah tugas yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, lebih cocok apabila orang tersebut mempunyai talenta dari sisi marketing dan memiliki jiwa enterpreneurship," ujar Gerry.
"Tipe orang seperti ini buka tipe yang sifatnya administratif, melainkan produktif menjemput bola. Bukan tipe yang mengutamakan laporan tertulis melainkan mencari peluang secara lisan," sambung Gerry.
Gerry berharap, Presiden Jokowi dapat lebih selektif dan mempertimbangkan calon duta besar yang mempunyai jiwa enterpreneurship serta kemampuan marketing yang produktif.
Baca: Jokowi Perintahkan Mendagri Landaikan Kurva Virus Corona di Daerah
"Masih banyak negara-negara berpotensi yang dapat digali peluang dan dijalankan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan menarik investasi dan membuka peluang export dari Indonesia ke negara-negara tersebut," ujar Gerry.
Diteketahui, Komisi I DPR telah menerima 31 nama calon duta besar untuk ditempatkan ke negara-negara sabahat.
Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha mengatakan, setelah menerima nama calon duta besar dari Presiden Joko Widodo, Komisi I akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan pada Juni 2020 atau setelah perayaan Idul Fitri.
"Rabu besok kan sudah mulai reses, kemungkinan habis lebaran dilaksanakan fit and proper test," ucap politikus PPP saat dihubungi Tribun, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Syaifullah menyebut, uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan Komisi I terhadap calon duta besar Indonesia untuk negara sahabat, sebagai bahan pertimbangan Presiden.
"Kami bisa sampaikan ini tidak layak atau layaknya di negara ini. Tapi, semua keputusan ada di tangan presiden, kami hanya memperberikan pertimbangan," tutur Syaifullah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.