Presiden: Sudah Saatnya Dunia Industri Berinvestasi pada Riset dan Inovasi
menurut Presiden sudah saatnya sekarang ini, memperbaiki ekosistem agar kondusif bagi tumbuhnya inovasi dan industrialisasi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sudah saatnya sekarang ini dunia industri dalam negeri berinvestasi pada riset dan inovasi.
Hal itu disampaikan presiden dalam Peluncuran Produk Inovasi Covid-19, Rabu, (20/5/2020).
"Sudah saatnya dunia industri harus berani berinvestasi. Sudah saatnya masyarakat harus juga mulai mencintai produk-produk dalam negeri kita dan harus bangga buatan Indonesia," kata Presiden.
Baca: Awas Salah Kaprah New Normal, Banyak yang Malah Kembali ke Kebiasaan Lama Sebelum Pandemi
Selain itu menurut Presiden sudah saatnya sekarang ini, memperbaiki ekosistem agar kondusif bagi tumbuhnya inovasi dan industrialisasi.
Serta menumbuhkan mentalitas untuk bangga terhadap produk-produk karya anak negeri.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden memperkenalkan sejumlah hasil inovasi karya anak bangsa diantaranya yakni perangkat polimerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi Covid-19, perangkat rapid test, mobile laboratorium BSL-2, emergency ventilator yang dibuat bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi.
Baca: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Perumahan Tasikmalaya
"Kemarin saya sudah melihat sendiri ada rapid test yang waktu saya tanya bisa produksi berapa sudah kira-kira 100.000? kalau di produksi sudah langsung jalan, PCR test kit juga sama katanya apakah sudah berproduksi," tuturnya.
Selain itu ada produk immuno modulator, serta artifisial intelijen untuk deteksi covid, respirator untuk pemurnian (purifying respirator), Robot berbasis sinar Ultraviolet (Autonomous UVC Mobile Robot/AUMR, dan Plasma Konvalenasi. Produk produk tersebut sudah ditinjau dan siap diproduksi massal.
"Dari yang saya lihat kemarin saya sangat optimis bahwa hal-hal yang dulunya tidak pernah kita pikirkan dan kita hanya impor sekarang ini kita bisa mandiri, karena kita bisa produksinya sendiri dan lebih dari itu kita juga harus mampu menghasilkan vaksin sendiri," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.