Deforestasi Indonesia Turun Tajam, Komitmen Pemerintahan Jokowi Lindungi Keanekaragaman Hayati
Angka deforestasi menurun tajam di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi bukti komitmen pemenuhan target
Penulis: Johnson Simanjuntak
Editor: Sanusi
Berbagai upaya rehabilitasi hutan dan lahan terus dilakukan dengan target mencapai 4 juta hektar selama lima tahun ini.
Serta melakukan percepatan Program Perhutanan Sosial seluas 12,7 juta ha lahan hutan.
“Penurunan deforestasi baru-baru ini telah diakui secara internasional. Bahkan bulan depan (Juni), pembayaran pertama di bawah kerja sama bilateral kami dengan Norwegia akan dilakukan dengan nilai 56 juta USD,” jelas Menteri Siti.
Sebagai penutup, Menteri Siti mengimbau negara-negara baik secara individu maupun bersama-sama untuk memprioritaskan perlindungan dan pemanfaatan secara lestari keanekaragaman hayati, sejajar dengan pentingnya isu perubahan iklim.
Agenda SOFO 2020 sekaligus memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional (International Day for Biological Diversity) yang tahun ini mengangkat tema “Solution are in Nature”.
Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu mengatakan bahwa tema yang diangkat relevan dengan situasi dimana kesehatan manusia sangat tergantung dengan kesehatan hutan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif UNEP, Inger Andersen menyatakan bahwa hubungan antara hutan dan pertanian sangat penting dalam sebuah lanskap.
Dalam UN Decade of Ecosystem Restoration, hutan memegang peranan penting untuk menyelamatkan ekosistem yang ada di dunia.
Dalam agenda SOFO 2020 yang dilakukan secara virtual, Menteri LHK Siti Nurbaya didampingi Penasihat Senior Menteri Effransyah, Direktur Jenderal KSDAE, Wiratno, Tenaga Ahli Menteri KLHK Sri Murniningtyas, Kepala Biro KLN Teguh Rahardja dan Direktur KKH KSDAE Indra Exploitasia.
Adapun tema SOFO 2020 adalah Forests, Biodiversity and People. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat terkait dengan memberikan prioritas pembangunan lingkungannya pada isu tersebut.