Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arsitek Muda Indonesia Mengguncang Dunia, Nabila Larasati: Hidup itu Unexpected

Nabila menang dengan mengalahkan para peserta dari berbagai negara lewat karya berjudul A Living Organism.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Arsitek Muda Indonesia Mengguncang Dunia, Nabila Larasati: Hidup itu Unexpected
Istimewa
Arsitek Nabila Larasati meraih penghargaan internasional tahunan bergengsi di bidang arsitektur lingkungan dari Jacques Rougerie Foundation, Prancis. 

Bidang arsitektur itu ternyata bisa sangat poetic, abstrak dan relevant to world issues.

Tribun: Bagaimana awalnya Anda bisa mendapatkan penghargaan internasional di Perancis?

Projek yang saya submit ke kompetisi ini adalah projek final year thesis saya untuk Master of Architecture degree di Singapore University of Technology and Design.

Baca: Sisa 1 Pasien Masih Terinfeksi, Selandia Baru Sukses Tangani Corona: Kini Berjuang Pulihkan Ekonomi

Mentor saya, Eva Castro, itu orang yang sangat dedicated dan dia encourage students nya untuk meneruskan projek-projek beyond the curriculum dan beyond graduation.

Dia lah yang menyarankan saya submit projek ini ke Jacques Rougerie International Competition.

Kebetulan topik nya sangat relevant, karena Jacques Rougerie ini adalah arsitek yang sangat terkenal untuk ocean and water-based architecture, dan dia foundation nya kerja sama dengan UNESCO untuk visionary ideas yang confront issue2 sea level rise dan climate change.

Baca: MUI: Perlu Aturan Jumlah Jamaah dalam Kegiatan di Rumah Ibadah saat Pemberlakuan New Normal

Tribun: Bisa ceritakan soal konsep karya Anda berjudul “A Living Organism”? Terinspirasi dari mana?

Berita Rekomendasi

A Living Organism itu penelitian saya dalam bidang sea level rise dan akibat-akibatnya untuk coastal communities di Mekong Delta. Penelitian ini dilaksanakan dalam jalur speculative fiction.

Untuk mencari cara dimana in the far future, komunitas-komunitas ini bisa menggunakan technology baru untuk membangun their own self-sufficient floating community yang menggunakan air laut dan lingkungan baru nya sebagai resources yang penting untuk survival nya.

Tribun: Anda begitu peduli dengan masyarakat pinggir pantai

Generasi saya sebenarnya adalah generasi yang paling aware dan peduli tentang isu lingkungan, tapi ada banyak blind spot nya. Kecenderungannya kita approach masalah ini dengan adopt lifestyle yang lebih "green" dan "environmentally friendly". Untuk mencegah climate change.

Baca: Prancis, Inggris, Jerman Sesalkan AS Akhiri 3 Sanksi Nuklir Iran

Tapi banyak yang ignore the fact kalau climate change itu sebenarnya sudah terjadi dan sudah greatly affect komunitas-komunitas yang sangat vulnerable, salah satunya komunitas pinggir pantai yang gaya hidupnya dan mata pencahariannya termusnahkan oleh sea level rise.

Karena kesadaran ini lah saya interested untuk meniliti cara-cara kita bisa move on dari mindset "pencegahan" climate change dan mulai adopt mindset "adaptasi" climate change.

Tribun: Bagaimana Anda melihat climate change dan sea level rise di Indonesia?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas