Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Boni Hargens Endus Ada Kelompok yang Merancang Kudeta di Tengah Krisis Corona

Boni Hargens mengaku sudah mengantongi nama-nama para tokoh oposisi yang ingin merancang kudeta terhadap pemerintahan yang sah di tengah krisis Corona

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Boni Hargens Endus Ada Kelompok yang Merancang Kudeta di Tengah Krisis Corona
youtube
Boni Hargens 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens mengaku sudah mengantongi nama-nama para tokoh oposisi yang ingin merancang kudeta terhadap pemerintahan yang sah di tengah krisis Corona saat ini.

Kelompok ini ingin memakai sejumlah isu sebagai materi provokasi dan propaganda politik, yang diantaranya isu komunisme dan isu rasisme Papua menyusul gejolak akibat kematian warga kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat.

"Isu lain yang mereka gunakan adalah potensi krisis ekonomi sebagai dampak inevitable dari pandemic Covid-19. Kelompok ini juga membongkar lembali diskursus soal Pancasila sebagai ideologi negara," kata Boni kepada wartawan, Kamis (4/6/2020)

Apapun isu yang mereka gunakan, kata Boni, itu hanyalah instrument untuk melancarkan serangan-serangan politik dalam rangka mendelegitimasi pemerintahan yang sah saat ini.

Baca: Hampir Mustahil untuk Memberhentikan Presiden Jokowi

Boni menilai, kelompok ini tak bisa disebut sebagai 'barisan sakit hati' semata karena ini bukan lagi dendam politik semata. Mereka adalah 'laskar pengacau negara' dan 'pemburu rente'.

"Mereka adalah gabungan (a) kelompok politik yang ingin memenangkan pemilihan presiden 2024, (b) kelompok bisnis hitam yang menderita kerugian karena kebijakan yang benar selama pemerintahan Jokowi, (c) ormas keagamaan terlarang seperti HTI yang jelas-jelas ingin mendirikan negara Syariah, dan (d) barisan oportunis yang haus kekuasaan dan uang," jelasnya.

Untuk itu, Boni Hargens lebih suka menyebut mereka sebagai laskar pengacau negara ketimbang barisan sakit hati.

Baca: Sebut Daftar Presiden yang Jatuh di Tengah Masa Jabatan, Refly Harun: Saya Harap Jokowi seperti SBY

Berita Rekomendasi

Mereka pengacau karena ingin merusak tatanan demokrasi dengan berusaha menjatuhkan pemerintahan sah hasil pemilu demokratis.

Mereka juga pengacau karena ingin mempertanyakan Kembali Pancasila sebagai ideologi negara. Ada intensi untuk menuduh Pancasila sebagai bukan ideologi. Mereka juga “pemburu rente” karena memiliki orientasi mencari keuntungan finansial.

“Ada bandar di balik gerakan mereka, mulai dari bandar menengah sampai bandar papan atas. Bandar menengah misalnya oknum pengusaha pom bensin dan perkebunan asal Bengkulu, dan bandar papan atas ya tak perlu saya sebutkan di sini”, ujar Boni.

Ia pun menyayangkan tokoh seperti Din Syamsuddin yang dinilai ikut memperkeruh suasana.

“Beliau kan panutan umat, tokoh yang didengar banyak orang. Tak bijak jika ikut berkecimpung memperkeruh kolam yang bersih. Negara ini butuh negarawan dari segala lapisan, supaya bisa menjadi bangsa besar. Tokoh agama dan intelektual adalah panutan masyarakat. Maka, harus ada keteladanan moral dalam bertindak dan berbicara di ruang publik”, kata mantan inisiator relawan Jokowi tersebut.

Boni juga menyebut sosok Refly Harun. Menurut Boni, Refly menjadi begitu galak setelah tidak menjadi komisaris.

"Kan jadinya ada kesan tidak baik seolah-olah ada vested interest di balik kritisisme beliau terhadap pemerintah. Banyak cara kok untuk memberi masukan pada pemerintah, tanpa harus membuat gelombang keresahan yang merugikan masa depan bangsa dan negara”, jelas Boni.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas