Meneladani Sikap Ikhlas dan Kepedulian Nabi Ibrahim dalam Berkurban
Ketika bulan haji tiba, umat Islam diingatkan pada kisah besar yang disebutkan Alquran dalam surat As Saffat ayat 102. Pada ayat itu, Allah memerintah
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika bulan haji tiba, umat Islam diingatkan pada kisah besar yang disebutkan Alquran dalam surat As Saffat ayat 102. Pada ayat itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam mengurbankan putranya, Ismail. Melalui ayat tersebut pula, Allah mengajarkan keimanan, ketundukan, dan kepatuhan seorang hamba kepada Rabb-nya.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!’ Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. As Saffat [37] : 102).
Baca: Kurban via Digital, Inovasi di Tengah Pandemi
Melalui ayat tersebut, Allah menunjukkan bahwa ibadah kurban harus dijalankan dengan penuh keikhlasan sebagaimana yang dijalankan Nabi Ibrahim. Selain menunaikan perintah Allah, ada banyak makna yang dapat dipetik dari ibadah kurban ini, baik secara ruhiyah maupun secara sosial-kemasyarakatan.
Secara ruhiyah, ibadah ini bisa menumbuhkan dan meningkatkan keimanan bagi yang menjalanka Secara sosial-kemasyarakatan, ibadah kurban terasa sangat bermakna apabila dilandasi dengan kerelaan dan keikhlasan yang berimbas pada perilaku keseharian.
Baca: Menag Sebut Karantina Selama 28 Hari Jadi Satu Pertimbangan Peniadaan Penyelengaraan Haji 2020
Lewat ibadah kurban, akan tumbuh rasa kepedulian sosial terhadap sesama. Terlebih saat ini bangsa Indonesia sedang berduka, di mana saudara-saudara kita yang sedang ditimpa kesusahan akibat pandemi hingga kehilangan pekerjaan.
Melalui ibadah kurban ini, kita ketuk pintu hati kemanusiaan, rasa kepedulian sosial serta merasa senasib sepenanggungan terhadap apa yang menimpa saudara-saudara kita.
Baca: Buka Peluang Keagenan Kurban, Global Qurban - ACT Perkuat Ekonomi Masyarakat
Selain itu, Ustadz Abu Yahya Badrussalam mengatakan, kisah Nabi Ibrahim dan Ismail itu menggambarkan dua orang hamba yang amat taat kepada Allah. Islam yang artinya menyerahkan diri kepada Allah dengan ketundukan dan kepatuhan, termasuk bersabar dalam beriman.
Di samping itu, menurut Ustaz Amir Faishol Fath, seorang muslim mesti memberikan hewan kurban yang terbaik. Selain itu, daging kurban terbaik ini juga nantinya akan diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Demikian bahwa kurban juga berasal dari kata ‘qoroba yaqrobu’, yang artinya mendekat, “Maksudnya adalah mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Ustadz Amir. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.