Pakar Hukum Bandingkan Sikap Pemerintah yang Bertolak Belakang Sikapi 2 Hasil Survei Berbeda
"Kok bertolak belakang ya antara apa yang disampaikan istana dengan Forbes?" katanya
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Herlambang Wiratman membandingkan sikap pemerintah yang bertolak belakang dalam menyingkapi dua hasil survei yang sangat berbeda.
Salah satu hasil survei menyatakan masyarakat sangat puas dengan penanganan pandemi virus corona atau Covid-19. Bahkan juru bicara pemerintah Fadjroel Rahman sempat membicarakan survei tersebut.
Baca: Penelitian: Virus Corona Mungkin Menyebar di China Sejak Agustus 2019
"Saya mau mengutip pendapat istana. Salah satunya saya kutip dari media bahwa istana mengklaim berhasil menangani pandemi Covid-19 dan sebut masyarakat itu sangat puas. Rujukannya survei soal kepuasan yang dirujuk melalui Indikator Politik Indonesia. Ini yang dijadikan dasar berbicara dari juru bicara Fadjroel Rahman," ujar Herlambang, dalam webinar 'Memahami Dinamika Arah Kebijakan Publik saat Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Hukum dan Politik', Rabu (10/6/2020).
Sementara satu survei lainnya yang dirilis oleh Deep Knowledge Group yang dimuat di Forbes tersebut, pemerintah Indonesia ternyata ditempatkan dalam urutan bawah dari daftar negara yang aman dari Covid-19.
Diketahui, Deep Knowledge Group merupakan konsorsium perusahaan dan organisasi nirlaba yang dimiliki Deep Knowledge Ventures
Sementara Swiss menjadi negara yang dianggap paling aman di puncak daftar.
Sebagai perbandingan lainnya, Amerika berada di urutan 58 dalam daftar berisikan 100 negara tersebut.
"Kok bertolak belakang ya antara apa yang disampaikan istana dengan Forbes? Dalam forbes ini, Indonesia berada di posisi 97 dari 100 negara yang dinyatakan aman dari Covid-19," kata dia.
Herlambang juga mengaku menarik melihat tanggapan pemerintah atas dua hasil survei yang berbeda tersebut.
Di satu sisi, survei Indikator Politik Indonesia mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo.
Sementara survei Deep Knowledge Group dianggap tidak benar dan ditanggapi oleh Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Menanggapi survei itu yang menarik. Survei yang dijadikan dasar oleh Fadjroel itu Presiden mengapresiasi. Tapi terkait dari Forbes ini langsung ditanggapi oleh Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang menyatakan bahwa itu tidak tepat, apalagi menempatkan Indonesia dibawah dan mempertanyakan caranya. Sehingga ini satu hal yang saya kira memang perlu dibedah dan didiskusikan lebih jauh oleh para ahli," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, baru-baru ini organisasi nirlaba, Deep Knowledge Group merilis urutan 100 negara teraman dari Covid-19.
Dikutip dari Forbes, di urutan pertama ada Swiss, sebagai negara teraman dan paling terjamin bila ada virus corona.
Lalu Sudan Selatan dilaporkan sebagai negara yang paling terancam wabah.
Sementara itu negara dengan kasus infeksi Covid-19 tertinggi di dunia, Amerika Serikat berada di urutan ke-58. Tepat di belakangnya ada Rumania dan di depannya diduduki Rusia.
Laporan ini didasari 130 parameter kuantitatif dan kualitatif serta lebih dari 11.400 titik data.
Dimana titik data itu meliputi efisiensi karantina di negara tersebut, pemantauan dan deteksi kasus, kesiapan fasilitas kesehatan, dan efisiensi pemerintah.
Sebagai informasi, Deep Knowledge Group merupakan konsorsium perusahaan dan organisasi nirlaba yang dimiliki Deep Knowledge Ventures.
Perusahaan yang bergerak di bidang investasi ini didirikan di Hong Kong pada 2014 silam.
Menariknya, ada perubahan signifikan dalam peringkat negara teraman ini selama bulan-bulan pandemi.
Awalnya, negara dengan respons cepat terhadap krisis kesehatan ini didapuk menjadi peringkat teratas negara teraman.
Namun, lambat laun posisinya direbut negara-negara dengan ekonomi tangguh dan memiliki efisiensi kebijakan.
"Swiss dan Jerman mencapai posisi 1 dan 2 dalam studi kasus khusus baru ini secara khusus karena ketahanan ekonomi mereka."
"Karena langkah yang hati-hati di mana negara berusaha untuk melonggarkan lockdown dan mandat pembekuan ekonomi didasari fakta dan ilmu pengetahuan, tanpa mengorbankan kesehatan dan keselamatan masyarakat," kata penelitian itu
Namun di luar itu semua, penelitian ini hanya penilaian risiko dari satu organisasi saja.
Sebab risiko yang dialami berbagai wilayah atau negara bisa sangat berbeda.
Sebagai contoh, New York City adalah pusat pandemi Covid-19 sebulan lalu, sementara Montana secara relatif jauh lebih aman.
Wilayah berisiko tertinggi saat ini, menurut laporan itu adalah Afrika Sub-Sahara dan Amerika Selatan.
Baca: Datangi RS Mekar Sari, Keluarga yang Paksa Bawa Pulang Jenazah PDP Covid-19 Minta Maaf
Selain itu beberapa negara di Timur Tengah dan Asia Pasifik juga masuk.
Berikut daftar 10 negara teraman di dunia dari Covid-19:
1. Swiss
2. Jerman
3. Israel
4. Singapura
5. Jepang
6. Austria
7. Cina
8. Australia
9. Selandia Baru
10. Korea Selatan
Lalu berikut negara dengan tingkat keamanan di posisi 10 terbawah:
91. Brazil
92. Maroko
93. Aljazair
94. Honduras
95. Paraguay
96. Peru
97. Indonesia
98. Kamboja
99. Laos
100. Bahama