Pemerintah: Covid-19 Tak Bisa Ubah Program, Jadi Kartu Pra Kerja Menjadi Semi Bantuan Sosial
Denni Puspa Purbasari, mengatakan pemerintah mengalokasikan Rp 20 triliun untuk program Kartu Pra Kerja.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Pra Kerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan pemerintah mengalokasikan Rp 20 triliun untuk program Kartu Pra Kerja.
Jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya yang hanya Rp 10 triliun untuk anggaran 2020.
Hal tersebut disampaikan Denni dalam diskusi online Program Kartu Pra Kerja di Tengah Pandemi, Kamis (18/6/2020).
Ia pun menyinggung pernyataan Jokowi sebelumnya yang menyebut Kartu Pra Kerja ini menjadi semi bantuan sosial di masa pandemi Covid-19.
"Covid-19 ini tidak bisa mengubah program, jadi Kartu Pra Kerja menjadi semi bansos," ujarnya dalam siaran langsung YouTube TV Desa, Kamis.
"Ada misi sosial yang diemban oleh Kartu Pra Kerja, alokasi anggaran Rp 10 triliun dalam APBN dan ditambah Rp 10 triliun lagi."
"Anggaran ada di menteri keuangan, menteri perekonomian hanya mengkoordinasikan kebijakannya," terang Denni.
Menurutnya, masyarakat memilih sendiri lembaga pelatihan dalam program Kartu Pra Kerja.
Lembaga pelatihan bisa dipilih melalui Tokopedia, Bukalapak, Kemnaker, dan platform mitra lainnya.
"Skemanya, duit APBN turun ke masyarakat, masyarakat milih sendiri lewat digital platform, dan membayarnya pakai Kartu Pra Kerja."
"Jadi Kartu Pra Kerja ini tersedia untuk membeli pelatihan," jelasnya.
Baca: Daftar Kartu Pra Kerja Gelombang 4 di prakerja.go.id, UKM Terdampak Covid-19 Termasuk Fokus Utama
Baca: Panduan Swafoto untuk Daftar Kartu Pra Kerja: Perhatikan Cara Ambil Foto, Portrait Bukan Landscape
Baca: KPK Sebut Pelatihan Program Kartu Prakerja Berpotensi Merugikan Negara
Ide Kartu Pra Kerja
Denni mengatakan, program Kartu Pra Kerja ini merupakan ide dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ide Kartu Pra Kerja ini dari Presiden Jokowi sendiri, disampaikan oleh beliau saat kampanye Pilpres di Sentul."
"Beliau ingin sekali Indonesia maju di tahun 2045. Kunci negara maju itu adalah SDM yang unggul."
"Kemudian pembangunan SDM menjadi titik berat di periode kedua dari presiden," terangnya.
Ia menegaskan, program ini merupakan pelatihan vokasi bagi semua orang.
"Kartu Pra Kerja ini memberi pelatihan vokasi, bukan pendidikan vokasi."
"Pelatihan untuk semua orang yang ingin meningkatkan kompetensinya atau berganti pekerjaan," katanya.
Baca: KPK: Penunjukan Platform Digital Kartu Prakerja Sarat Konflik Kepentingan
Baca: Daftar Kartu Pra Kerja Gelombang 4 di prakerja.go.id, UKM Terdampak Covid-19 Termasuk Fokus Utama
Baca: Cara Mendaftar Kartu Pra Kerja Gelombang 4 Bisa Lewat HP, Akses di prakerja.go.id
Rencana Sebelum Ada Pandemi Covid-19
Denni Puspa mengungkapkan, pemerintah awalnya merencanakan pelatihan program Kartu Pra Kerja dilakukan secara tatap muka.
Namun, kini pelatihan dilakukan secara online setelah adanya pandemi Covid-19.
"Pikiran kita pada tahun 2019 kan enggak ada Covid-19, yang kita pikirkan pelatihan tatap muka."
"Biaya offline alokasi Rp 10 triliun untuk 2 juta peserta sebelum ada Covid-19."
"Dulu itu yang kita pikirkan setiap orang dapat Rp 5 juta, tetapi sebagian besar uangnya adalah untuk pelatihan," ungkap dia.
Baca: Kebijakan Kementerian dan Lembaga Pemerintah Dalam Konsep New Normal Harus Terintegrasi
Baca: Pemerintah Ingin Pemulihan Ekonomi Berjalan Efektif dengan Mengutamakan Aspek Kesehatan
Baca: KemenkopUKM Genjot Pelibatan UMKM dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
(Tribunnews.com/Nuryanti)