Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saran Jusuf Kalla: Masuk Sekolah 2 Shift karena Tak Semua Anak Punya iPad dan HP

Jusuf Kalla (JK) mengatakan, dampak pandemi corona atau Covid-19 dari sisi pendidikan jadi sesuatu yang tidak disangka-sangka.

Penulis: Yanuar Riezqi Yovanda
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Saran Jusuf Kalla: Masuk Sekolah 2 Shift karena Tak Semua Anak Punya iPad dan HP
Istimewa
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, dampak pandemi corona atau Covid-19 dari sisi pendidikan jadi sesuatu yang tidak disangka-sangka.

Sehingga, ini berlangsung secara tiba-tiba tanpa persiapan meski bisa diatasi dengan adanya kecanggihan teknologi lewat belajar dari rumah melalui sambungan internet atau e-learning.




"Jadi, memang tidak ada persiapan sama sekali dimanapun. Untungnya ada dukungan teknologi bisa eLearning, jadi bisa bersekolah di rumah," ujarnya saat webinar, kemarin malam.

Baca: Pernah Ikut Atasi Tsunami Aceh, JK Bandingkan dengan Bencana Covid-19

Kendati demikian, JK menjelaskan, kemampuan masyarakat untuk menerapkan e-learning tersebut tidak merata di Indonesia.

"Tapi, tidak semua bisa, coba bayangkan Anda di kampung-kampung di Sulawesi, NTT, Maluku, Papua. Pasti tidak semua orang punya iPad, tidak semua anak punya handphone (HP)" katanya.

Baca: Vaksin Corona Belum Ketemu, JK Bilang Tetap Pakai Masker 2 Tahun ke Depan

Menurutnya, hal ini akan bisa menjadi gap dengan masyarakat mampu yang anaknya bisa anaknya dengan e-learning atau jarak jauh .

BERITA TERKAIT

Karena itu, dia menyarankan, kalau suatu daerah masuk zona hijau atau aman dari penyebaran Covid-19 maka bisa diizinkan sekolah dengan tatap muka, tapi tetap jaga jarak.

Cuma masalahnya ketika sekolah kembali dibuka akan timbul akibat dari harus adanya pembagian jadwal kelas menjadi pagi dan siang atau 2 shift.

"Kalau dulu satu kelas sekolah negeri 30 sampai 40 orang, sekarang hanya boleh 20 orang. Akibatnya kelas ada tambahan 2 kali lipat, gimana bisa? Solusinya adalah paling sekolah dengan 2 shift, jadi ada yang tetap e-learning di kota-kota, kemudian sekolah 2 shift di tempat lain," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas