TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memilih Partai Golkar untuk pertama dikunjungi dari partai-partai politik lainnya. 

Kunjungan ke DPP Golkar, Kamis (25/6) malam, dilakukan AHY setelah dirinya bertemu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada pekan lalu. 

Pengamat politik dari Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin mengatakan, Golkar merupakan partai penyanggah dan selalu hidup dalam lingkaran kekuasaan. 

"Bisa saja AHY lebih nyaman dan seperti kita tahu orang-orang Demokrat dulu nya juga adalah orang-orang Golkar yang membuat partai Demokrat," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (26/6/2020).

Baca: AHY Bersama Pengurus Demokrat Temui Airlangga Hartarto di DPP Golkar

Sementara Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai, AHY melihat Golkar sebagai partai yang selalu stabil masuk ke pemerintahan sejak era orde baru. 

Dalam konteks ini, kata Wasis, maksud kunjungan AHY ke Golkar dapat diartikan menjadi dua makna. 

"Petama, AHY ingin menimba ilmu dari Golkar agar supaya bisa konsisten masuk koalisi pemerintahan, dan kedua, silaturahmi ini sebagai pintu pembuka untuk kemungkinan masuknya Demokrat ke koalisi pemerintahan," papar Wasis dihubungi secara terpisah. 

Wasis melihat ada gelagat Demokrat untuk masuk ke dalam lingkaran pemerintah Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. 

"Selama ini kan AHY agak terganjal untuk berkomunikasi intens dengan Jokowi karena relasi Megawati dan SBY yang naik turun. Karena itulah, Golkar dipandang sebagai mediator," ujar Wasis. 

Semalam, AHY beserta pengutus Partai Demokrat periode 2020-2025  menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di DPP Golkar, Jakarta.