Tips Optimalisasi Diri Melalui Etika Berkomunikasi di Ruang Digital
Dalam hal diskusi online itu, muncul pertanyaan besar seputar etika berkomunikasi yang baik
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Ratih Sanggarwati mengatakan, etika yang perlu diperhatikan dalam era digital adalah cara kita berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui tulisan maupun percakapan.
Hal itu diungkapkannya saat diskusi online dengan Komunitas Perempuan Sumatera.
Baca: Partai Gelora: Agama Kerap Dijadikan Kambing Hitam Politik
Dalam hal diskusi online itu, muncul pertanyaan besar seputar etika berkomunikasi yang baik.
"Meski demikian, yang perlu kita pahami bahwa bahasa tulis sejatinya sama dengan bahasa lisan. Keduanya memiliki poin - poin etika yang perlu kita ketahui bersama," kata Ratih dalam keteranganya, Minggu (28/6/2020).
Menurut Ratih, etika komunikasi melalui tulisan baik personal mau grup chat, menghindari atau tidak menggunakan kata 'aku' atau menyebut 'nama diri', tetapi gunakanlah kata 'saya'.
Kemudian supaya efektif waktu, usahakan memulai dengan salam dan sebutkan nama.
"Jangan menganggap semua kontak sudah terkoneksi dengan akun kita, karena bisa jadi nomer kita terhapus atau hilang kontak," ucapnya.
Etika lain adalah apabila mendapatkan pesan baik personal maupun grup chat, wajib langsung menjawab dan tidak lebih dari 2 x 24 jam.
Namun, jika orang itu tidak dikenal dan menawarkan sebuah produk misalnya, tentunya boleh untuk tidak menjawabnya
"Tapi Chat dalam WA grup setelah kita baca, etikanya adalah di jawab juga. Jangan sampai kita ada dalam satu WAG, tetapi hanya 'mengintip' saja tanpa ada komunikasi satu sama lain," imbuhnya.
Hal lain yang perlu juga dihindari ada baiknya tidak mengirimkan foto diri sendiri.
Di samping itu hindari terlalu sering copy paste dan forward informasi, karena bisa jadi informasi tersebut sudah kadaluarsa.
"Jika ingin menjalin silaturahmi kembali setelah terjadi kegagalan dalam berkomunikasi, sampaikan salam dan lihat responnya. Dan jika ada member grup sepekan tidak berkomentar, ada baiknya kita sapa melalui chat personal. Tanyakan kabarnya. Pastikan member tersebut dalam kondisi baik-baik saja," ungkap Ratih.
Sementara, mengenai etika komunikasi lisan seperti melalui Zoom Meeting /Room Webinar, Ratih mengatakan, saat berlangsung acara agar tidak sambil makan atau minum.
"Jika ada keperluan mendesak atau ada sedikit gangguan dari sekitar, sementara kita belum ingin keluar Room, baiknya kita offkan video dan bisa di nyalakan kembali saat kita siap menyimak kembali sambil posisi duduk," katanya.
Adapun etik berkomunikasi dengan lisan yang perlu diperhatikan antara lain supaya lawan bicara kita merasa nyaman, jangan tanyakan hal-hal yang bersifat pribadi seperti usia, berat badan, dan lain-lain.
Baca: Iqbaal Ramadhan Ungkap Alasannya Ambil Jurusan Komunikasi Media di Australia
Etika berkomunikasi baik tulisan maupun lisan ini penting dilakukan agar bisa tetap berkomunikasi atau berkolaborasi dengan orang lain.
"Tidak boleh bertanya dengan kalimat yang berkonotasi investigatif," kata Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan DPN Partai Gelora Indonesia ini.