Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diisi Para Pencatat Sejarah, Webinar TMP Dihadiri Ribuan Peserta dari Indonesia, Belanda hingga AS

Selain dihadiri kader-kader TMP dari seluruh Indonesia, hadir juga pengurus PDI Perjuangan dari Belanda dan Amerika Serikat.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Diisi Para Pencatat Sejarah, Webinar TMP Dihadiri Ribuan Peserta dari Indonesia, Belanda hingga AS
ist
Maruarar Sirait dan Hasto Kristiyanto pada webinar yang diadakan TMP bertema "Jas Merah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah, Ciptakan Sejarah Positif bagi Bangsa." 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bulan Juni yang diperingati sebagai Bulan Bung Karno dijadikan momentum untuk kembali menyerap pikiran-pikiran dan doktrin-doktrin Bung Karno dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Salah satunya dilakukan oleh Taruna Merah Putih (TMP), yang merupakan sayap organisasi pemuda PDI Perjuangan melalui Webinar dengan tema "Jas Merah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah, Ciptakan Sejarah Positif bagi Bangsa."

Dibuka langsung oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Webinar yang dilaksanakan pada Minggu (28/6/2020) malam ini menghadirkan narasumber Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Hadir pula sebagai narasumber insiator terapi plasma konvalesen (TPK) di Indonesia dr. Theresia Monica, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H Maming, pegiat media sosial Denny Siregar dan Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara  I Kadek Suwisnawa Pridayana. 

Ganjar Pranowo ditanya Debi perwakilan dari Belanda  pada webinar yang diadakan TMP bertema
Ganjar Pranowo ditanya Debi perwakilan dari Belanda pada webinar yang diadakan TMP bertema "Jas Merah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah, Ciptakan Sejarah Positif bagi Bangsa." (ist)

Webinar ini diikuti oleh 1.000 perserta yang  bisa disaksikan dari Youtube. 

Dan menariknya di antara peserta ada Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abbdullah, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie dan Duta Besar Indonesia di Mexico, Cheppy Triprakoso Wartono. 

Selain dihadiri kader-kader TMP dari seluruh Indonesia, hadir juga pengurus PDI Perjuangan dari Belanda dan Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT

Ketua Umum TMP yang bertindak sebagai moderator dalam Weibnar ini, Maruarar Sirait, mengatakan bahwa para pembicara ini sudah mencatatkan sejarah di bidang masing-masing sehingga diundang dalam webinar ini. 

Hasto Kristiyanto misalnya, mencatat sejarah PDI Perjuangan meraih International Organization for Standardization (ISO), satu-satunya partai se- Asia Tenggara yang meraih ISO. 

"Bersama Ibu Megawati, Mas Hasto juga mencatatkan sejarah PDI Perjuangan menang Pileg dan Pilpres 2004 dan 2019," kata Maruarar Sirait.

Selanjutnya, sambung Maruarar,  Ganjar Pranowo yang meriah 40 penghargaan dalam satu tahun serta mendapat penghargaan provinsi terbaik dalam pengentasan kemiskinan dari Bappenas serta meraih penghargaan provinsi paling tanggap bencana dari BNPB. 

Ganjar juga melakukan reformasi bikrokrasi dan membuat inovasi kesehatan serta membangun desa tangguh serta Sistem Informasi Harga dan produk komoditas. 

Di masa pandemi, elektoral Ganjar kian naik dan semakin dipercaya publik

Sementara dokter Monica mengusulkan terapi plasma konvalesen (TPK) untuk penyembuhan pasien Covid-19 di Indonesia dan meraih mendapat anugerah dari Museum Rekor Indonesia. 

Dr Monica saat menjawab pertanyaan dari peserta.
Dr Monica saat menjawab pertanyaan dari peserta. (Istimewa)

Dokter Monica juga pertama yang membuat buku panduan penatalaksana TPK. 

Sementara Mardani H Maming tercatat kader pertama PDI Perjuangan yang menjadi Ketua Umum HIPMI. 

Mardani juga adalah bupati termuda di Indonesia serta  Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) termuda.  

Saat menjadi Bupati, Mardani meraih penghargaan Innovative Government Award dari Mendagri dan menjadi sosok tokoh muda berprestasi dari Jawa Pos serta pembina terbaik nasional PNPM Mandiri Perdesaan Kategori Perencanaan Pembangunan Desa (PPD).

Ada juga  Denny Siregar, pegiat sosial yang cukup terkenal dan selalu menyedot perhatian netizen. 

Denny ini juga penulis buku yang berisi refleksi-refleksi spiritual. 

Dengan follower media sosialnya yang mencapai ratusan ribu orang, Denny juga sangat terbuka dan blak-blakan dalam menyampaikan mimpi-mimpinya tentang Indonesia dengan sangat berani.

"Sementara I Kadek Suwisnawa Pridayana adalah orang pertama dari Bali dan non-muslim yang menjadi Ketua OSIS di SMA Taruna Nusantara," jelas Ara.

Dalam sambutannya, Hasto menegaskan bahwa untuk mencatat dan membuat sejarah positif bagi bangsa maka pemuda-pemuda Indonesia harus menggembleng diri menjadi pemuda pelopor dan pejuang yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Sehingga kita bisa mengelola sumber daya alam Indonesia dan menjadi bangsa yang berdiri di kaki sendiri," jelas Hasto.

Ganjar Pranowo menekankan bahwa seorang pemimpin harus konsisten dalam pikiran, perkataan dan tindakan. Bangsa Indonesia pun tak boleh merengek saat menghadapi masalah, melainkan harus kreatif dan inovatif. 

"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Apabila rakyat Indonesia bisa memanfaatkan kekuatan dari dalam negeri sendiri, maka Indonesia akan mengubah sejarah konstelasi dunia," ungkap Ganjar.

Sementara dokter Monica mengajak anak-anak muda untuk belajar sejarah. Sebab dengan belajar dari sejarah maka bisa bisa menciptakan sejarah di masa depan. 

Dan dalam mewujudkan sejarah positif bangsa Indonesia, harus terus menggelorakan dan menjalankan semangat gotong-royong dan tolong menolong sesama anak bangsa.

"Maka TPK ini dalam rangka menolong sesama anak bangsa. Dan itulah yang dipesankan Bapak saya yang merupakan pengagum Bung Karno," ungkap Monica.

Mardani H Maming mengatakan bahwa membuat sajarah merupakan hal yang sangat hebat dan luar biasa dalam sepanjang kehidupan umat manusia.  

Salah satu contohnya adalah bagaimana  para nenek-moyang Indonesia membangun Candi Borobudur yang sangat luar biasa. Pun demikian dengan para pendiri bangsa.

"Kita harus malu pada nenek-moyang dan para pendiri bangsa, bila kita tak melakukan dan mencatat sejarah apa-apa di masa kini. Sejarah bisa dibuat dengan syarat tidak pernah berhenti bermimpi untuk membuat sejarah," tegas Mardani.

Denny Siregar mengatakan bahwa anak-anak muda Indonesia saat ini harus belajar sejarah  dari pemuda-pemudi Indonesia tahun 1928. 

Mereka sudah mampu menekan ego suku, agama dan ras lalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. 

"Kita harus belajar dari sejarah bangsa lain, seperti Suriah yang saat ini luluh lantak akibat provokasi pecah-belah," kata Denny sambil mengatakan bahwa kader-kader PDI Perjuangan harus makin giat memanfaatkan media sosial.

Sementara Kadek mengatakan bahwa anak-anak muda harus disiplin tinggi dan berdedikasi penuh. 

Mardani H Maming saat menjawab pertanyaan peserta.
Mardani H Maming saat menjawab pertanyaan peserta. (Istimewa)

Dengan disiplin tinggi dan terus menerus belajar maka dipastikan anak-anak muda bisa mencatatkan sejarah.

Sekjen TMP Restu Hapsari, mengatakan bahwa selain melakukan Webinar, TMP juga sudah menunjukkan kepedulian di tengah pandemi sebagaimana arahan ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk melalukan gotong-royong. 

Sejak itu, atas arahan Maruarar Sirait, TMP suddah bergerak melakukan penyemprotan disinfektan, membagikan  APD, masker dan APD di 10 provinsi dan puluhan kabupaten/kota.

"TMP juga memberikan bantuan untuk 28 asrama mahasiswa yang ada di Jakarta. Tahap pertama kami sudah memberikan bantuan untuk mahasiswa yang ada di asrama Aceh, Papua, Kaltara, NTT dan PMKRI," demikian Restu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas