Presiden Jokowi Ternyata Sudah Beberapa Kali Peringatkan Menteri Soal Kinerja
Presiden disebut sudah beberapa kali memperingatkan para menteri dan pimpinan lembaga negara agar bekerja ekstra keras dalam mengatasi krisis
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut sudah beberapa kali memperingatkan para menteri dan pimpinan lembaga negara agar bekerja ekstra keras dalam mengatasi krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19.
Namun, peringatan tersebut teryata belum dijalankan secara signifikan lewat kinerja para menteri.
Sehingga, pada sidang paripurna kabinet 18 Juni 2020 lalu, Jokowi memberikan peringatan yang lebih keras bahkan membuka opsi untuk membubarkan lembaga maupun mereshuffle kabinet.
Baca: Inilah Arti Reshuffle dan Riwayat Perombakan Kabinet Era Jokowi
"Presiden khawatir para pembantu ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan, ini peringatan kesekian kali," kata Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko di Kantor KSP, Jakarta, Senin (29/6/2020).
Moeldoko menambahkan, para menteri dan pimpinan lembaga negara harus bekerja luar biasa agar dapat mengurangi beban pandemi Covid-19 ini.
Selain itu, para menteri diminta segera memastikan semua kebijakan yang diambil pemerintah berjalan efektif, efisien, akuntabel, dan tepat sasaran.
"Presiden beberapa kali katakan ini dan masih ada beberapa di lapangan yang tidak sesuai dengan harapan beliau," jelas Mantan Panglima TNI ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal perombakan kabinet atau reshuffle saat rapat paripurna di hadapan para menteri Kabinet Indonesia Maju pada 18 Juni 2020, lalu.
Baca: Jokowi Marah atas Kinerja Para Menteri, Refly Harun Sebut Adanya Tekanan, PDIP: Sinyal Reshuffle
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengutarakan rasa kecewanya terhadap kinerja para menteri yang dinilai tidak memiliki progres kerja yang signifikan.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Jokowi lewat video yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
Lebih lanjut, Presiden mengajak para menteri ikut merasakan pengorbanan yang sama terkait krisis kesehatan dan ekonomi yang menimpa Indonesia saat di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi menilai, hingga saat ini diperlukan kerja-kerja cepat dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Terlebih, Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyampaikan, bahwa 1-2 hari lalu growth pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi 6, bisa sampai ke 7,6 persen. 6-7,6 persen minusnya. Lalu, Bank Dunia menyampaikan bisa minus 5 persen.
"Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita. Saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," ucap Jokowi.
"Lha kalau saya lihat bapak ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extra ordinary," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.